Ternyata, BMKG Tak Miliki Alat Pendeteksi Tsunami yang Disebabkan Gempa Vulkanik
RIAU24.COM - Tsunami menyapu kawasan pantai Anyer hingga sebagian wilayah Lampung. Akibat bencara tersebut, sedikitnya 43 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri mengaku bahwa pihaknya tidak punya alat peringatan untuk mendeteksi tsunami yang disebabkan oleh gempa vulkanik.
"Alat early warning yang kita punya saat ini untuk diakibatkan tektonik bukan vulkanik. Jadi karena ini vulkanik maka tidak ada early warning," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, yang dilansir dari detik.com, Minggu, 23 Desember 2018.
Dikatakan Rahmat, tsunami itu terjadi pada malam hari, sehingga visual atau penglihatan terbatas. "Dan ini kejadian pada malam hari sehingga tidak kelihatan visualnya," tambahnya.
Dari pernyataan Rahmat, tinggi gelombang tsunami mencapai sekitar 90 cm sampai 1 meter. Selain itu, di daerah Banten dan Lampung memang sedang ada peringatan gelombang tinggi.
BMKG sendiri telah mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi di Selat Sunda. Peringatan itu berlaku mulai 21 Desember hingga 25 Desember 2018.