Wow, di Dua Tempat Ini, Hujan Yang Turun Bukan Air, Melainkan Berlian
RIAU24.COM - Bagi umat manusia yang tinggal di Bumi, hujan yang turun dari langit umumnya berupa butiran air. Dalam kondisi ekstrem, hujan bisa juga berbentuk butiran es. Hujan yang turun sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup seluruh mahkluk di Bumi.
Namun hal ini jauh berbeda dengan hujan yang turun di planet Saturnus dan Jupiter. Di dua planet ini, bukan air yang turun, melaikan berlian. Hal ini disampaikan oleh Dr Kevin Baines, peneliti di NASA.
Menurut analisis Baines dan koleganya, data atmosfer dari kedua planet gas raksasa itu menunjukkan tingkat karbon yang berlimpah dalam bentuk kristal. Bahkan, beberapa "awan" kristal itu tumbuh begitu besar hingga Baines menyebutnya sebagai diamondberg.
Berlian terbentuk dalam proses yang cukup panjang. Mulanya, badai petir mengubah metana menjadi karbon yang mengeras menjadi potongan grafit. Ketika memasuki atmosfer Saturnus maupun Jupiter, grafit tersebut mengeras menjadi permata.
Dprediksi Baines, ada 1.000 ton berlian per tahun yang dibuat oleh planet Saturnus. Berlian padat ini kemudian masuk lebih jauh di kedalaman planet hingga mereka sangat dekat dengan cairan inti.
Tak seperti di Bumi, cairan inti Jupiter dan Saturnus dianggap lebih panas. Hal ini membuat berlian tadi menjadi cair.