Melihat Perjuangan Satgas Karhutla Siak, Medan Berat Tak Surutkan Semangat Padamkan Api
Selain itu kata Budhi, sosialisasi dan pemasangan spanduk peringatan karhutla juga sudah dilakukan, disamping sejumlah upaya seperti sekat kanal dan membagi zonasi daerah rawan karhutla di Negeri Istana menjadi enam cluster yang menjadi andalan strategi mewujudkan Siak Hijau juga sudah dilakukan, namun titik hotspot masih saja dijumpai meski belum separah kejadian beberapa tahun lalu.
Saat melakukan peninjauan lapangan, Direktur Samapta yang hadir untuk meninjau langsung upaya pemadaman serta memantau kendala petugas gabungan dilapangan. Ia menyebut fenomena anomali iklim akibat Siklus El Nina yang perkiraan puncaknya akan terjadi pada tahun 2020 mendatang perlu menjadi perhatian bersama, termasuk pemangku kepentingan dan masyarakat didaerah rawan karhutla.
“Kami baru saja bersama instansi terkait dan masyarakat memonitor titik hotspot yang cukup luas dan sedang diupayakan langkah pemadaman. Kita doakan agar dalam waktu yang singkat bisa dipadamkan oleh tim gabungan, saya yakin dengan semangat yang ditunjukkan akan bisa dipadamkan,” kata Brigjen Pol M. Nasir.
Ia juga mengajak masyarakat yang berdomilisi disekitar perkebunan untuk berperan aktif bersama-sama mengawasi lingkungan agar kejadian karhutla tidak lagi terjadi, karena dampak negatifnya kata dia turut mempengaruhi aspek sosial budaya, kesehatan dan keamanan.
“Dampak jangka panjangnya juga tidak baik untuk kesehatan khususnya bagi anak-anak, karena bisa terserang gangguan ISPA. Untuk itu saya berterimakasih kepada semua personil yang tergabung dalam satgas, yang sudah bahu-membahu melakukan usaha pemadaman” sebutnya.
Asisten Pemkesra Budhi Yuwono juga meminta masyarakat yang tinggal disekitar areal gambut untuk berhati-hati dan tidak sembarangan membuang puntung rokok yang masih menyala, serta tidak melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar walaupun dihalaman rumah, karena beresiko tinggi munculnya titik api.