Pengamat: Kader Harus Pilih Pemimpin Yang Lahir Dari Golkar Riau Bukan Kutu Loncat
RIAU24.COM - Konstelasi politik jelang musda pemilihan ketua Golkar Riau tanggal 1-2 Maret 2020 di hotel Labersa terus semakin panas. Beberapa kader dalam tubuh Golkar terpecah menjadi dua kubu sejak munculnya dua nama besar yaitu Syamsuar dan pertahana Arsyadjuliandi Rachman (Andi Rachman) yang maju dalam pertarungan dalam merebut kursi ketua DPD I Golkar Riau tersebut.
Melihat dinamika yang berkembang ini pengamat politik UNRI Tito Handoko menilai fenomena tersebut merupakan hal yang biasa dalam pertarungan politik. Lantaran setiap kader berhak mendukung jagoanya.
"Tapi saya menyarankan kader harus memilih pemimpin yang memang lahir dari Golkar dan bukan politisi kutu loncat, " kata Tito.
"Dan lagi calon pemimpin yang akan dipilih itu memang yang betul-betul orang yang berdarah-darah dalam membesarkan Golkar. Bukan mengayer dari kepala daerah dan orang yang berduit untuk ketua tapi lahir dari Kader mereka, " tambahnya.
Soal ada pecah kongsi di tubuh Golkar, Tito yakin Golkar punya mekanisme dalam meredam riak-riak dan konflik yang terjadi saat ini. Serta membangun jaringan dan konsolidasi dalam partai berlambang beringin itu.
"Maka dari itu untuk menghindari politik kutu loncat ini, Golkar harus serius membangun soliditas partai bersama kader mereka sendiri yang nyata berjuang bersama kader lain jangan seperti politisi kutu loncat keluar dan masuk partai hanya untuk kepentingan sesaat untuk mendapat perahu dan lain sebagainya, "tuturnya.