Tragis, Karena Penguncian Seorang Ibu yang Ada di Luar Negeri Tidak Dapat Memenuhi Keinginan Terakhir Putranya yang Sekarat
RIAU24.COM - Terpisah dari orang-orang yang kita cintai disaat mereka sedang membutuhkan kita adalah salah satu hal tersulit untuk dirasakan. Bayangkan bagaimana perasaan ibu ini ketika putranya yang sudah meninggal akhirnya dikuburkan dan dia hanya bisa menonton dari layar ponsel.
Menurut utas Twitter, Sazriman, yang juga dikenal sebagai Man telah mengambil pekerjaan sebagai perawat untuk seorang pasien pria selama Gerakan Kontrol Gerakan (MCO) di Malaysia karena ia tidak ingin tinggal di rumah, Ia pun menawarkan keahliannya kepada pasien yang membutuhkan perawatan di rumah. Man memberi tahu seperti dilansir dari WorldofBuzz bahwa ia memulai pekerjaannya pada 6 April 2020.
Pasien yang dirawatnya adalah seorang pria berusia 36 tahun yang sedang sakit parah, keluarganya mengajukan permintaan agar ada seseorang untuk selalu berada di dekatnya, merawatnya sampai dia akhirnya meninggal dunia.
Man kemudian bekerja dan dia mendapat shift malam (19:00 - 19:00). Dia cukup gugup karena dia tidak tahu apa yang diharapkan dari pasiennya. Seorang perawat senior lain memberi tahu Man apa yang harus dilakukan. Pada malam pertama, Man merasa benar-benar terikat dengan pasiennya. Mereka berbicara dan pasien tersebut memberi tahu Man bahwa dia bertekad untuk terus berjuang agar dia dapat melihat ibunya yang sedang berada di Boston, AS.
"Ibuku tidak bisa kembali karena ada kuncian di mana-mana. Saya takut dia akan merindukan saya, tetapi saya tidak akan membiarkan itu terjadi, karena saya seorang pejuang. "
Sebelum shift Man berakhir, pasien memberi tahu dia bahwa dia melakukan pekerjaan dengan baik dan dia berharap untuk melihatnya lagi. Ketika dia kembali malam itu, pasien itu tidak benar-benar bersemangat tetapi dia masih berhasil berbicara. Ketika hari ketiga berlanjut hingga malam hari, kondisi pasien tidak stabil dan mereka harus memanggil ambulans sehingga pasien dapat dibawa ke rumah sakit swasta.