Viral, Seluruh Koleksi Sepatu dan Tas di Toko Ini Dipenuhi Penuh Jamur Setelah Tutup 2 Bulan Karena Lockdown
RIAU24.COM - Banyak pihak yang merasakan dampak akibat pemberlakuan losckdown, yang bertujuan mencegah penyebaran viwus Corona di tengah masyarakat. Salah satunya seperti yang terjadi pada sala satu konter yang menjual bahan-bahan kulit di salah satu pusata perbelanjaan di Sabah, Malaysia.
Konter itu kini jadi viral di media sosial.Hal itu setelah seluruh koleksi barang yang ada, rusak karena dipenuhi jamur. Seluruh barang yang dipajang mulai dari sepatu, tas, dompet hingga barang lainnya, tampak rusak dan bentuknya pun tampak sudah tidak karuan lagi. Kondisi ini terjadi, karena konter itu ditutup sejak 2 bulan lalu, seiring dengan kebijakan Pemerintah Malaysia melaksanakan lockdown.
Seperti diketahui, sudah hampir dua bulan Malaysia memberlakukan lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus Corona. Sejak 18 Maret 2020 lalu, sebagian besar area publik termasuk mal, department store dan pertokoan tutup mengikuti aturan pemerintah. Namun saat ini, negara jiran itu mengumumkan akan memperpanjang lockdown hingga 9 Juni 2020.
Dilansir detik yang mengutip asiaone, Senin 11 Mei 2020, kondisi yang dialami konter itu awalnya diunggah seorang netizen dengan nama akun Nex Nezeum. Ia mengunggah beberapa foto yang memperlihatkan barang-barang di sebuah department store dalam kondisi memprihatinkan. Dalam foto-foto itu tampak seluruh barang, mulai sepatu, tas hingga dompet kulit dipenuhi jamur dan sudah tak jelas lagi bentuknya. Dalam foto itu tampak berbagai sepatu kulit di dalam toko dipenuhi jamur berwarna putih. Begitu pula tas, ikat pinggang dan dompet.
Belakangan diketahui, konter itu diduga berada di Departemen Store Metrojaya, Sabah Malaysia. Sedangkan must share news menyebutkan, foto-foto tersebut diambil pada Minggu (10/5/2020).
Ruangan lembap dan panas karena AC juga dimatikan saat tutup toko disinyalir menjadi penyebab barang-barang tersebut dipenuhi jamur. Sejak lockdown para karyawan dan staf dirumahkan sehingga tak ada yang bisa mengontrol kondisi toko.