Soal Isu Kudeta, Analis UNJ ini Beberkan Tiga Kesahalan Boni Harganes: Keliru Banget
RIAU24.COM - Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menjelaskan tentang ada tiga kekeliruan analisis dari Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens soal isu kudeta pemerintahan Joko Widodo.
"Analisa Boni Hargens keliru banget," kata Ubedilah Badrun dilansir dari Rmol.id, Ahad, 7 Juni 2020.
Adapun tiga kekeliruan analisis Boni menurut Ubedillah adalah Boni tidak bisa membedakan antara kritik dengan pengacau. "Kritik itu basisnya data, pengacau itu basisnya emosi. Jika pengritik menggunakan data mestinya Boni Hargens bantah dengan data bukan memberi label 'pengacau'," kata dia.
"Diksi 'pengacau' itu juga mirip-mirip pola rezim orde baru yang senang memberi label kepada kelompok kritis, misalnya dengan label OTB (Organisaai Tanpa Bentuk), kelompok ekstrem kanan, ekstrem kiri, gerakan pengacau keamanan, dan lain-lain," lanjutnya.
Kekeliruan yang kedua adalah Boni dinilai berbicara tanpa menyebutkan data terkait isu kudeta. Dia juga menilai, Boni secara terbuka menyebut ada bandar di balik gerakan kelompok pengacau, mulai dari bandar menengah sampai bandar papan atas. Tetapi Boni tidak berani menyebutkan satupun bandar yang dimaksud.
"Jadi Boni Hargens dalam konteks yang kedua juga tidak hati-hati. Saya khawatir ia terjebak dalam halusinasi konstruksi berfikir. Jika ia benar coba tunjukan siapa-siapa bandar yang dimaksud?" jelasnya lagi.