Ditinggal Filipina, AS Minta Dukungan Indonesia Lawan China
RIAU24.COM - Amerika Serikat (AS) sepertinya harus kembali memutar otak untuk menghadapi dominasi klaim China di Perairan Laut China Selatan. Terlebih pasca presiden Filipina Rodrigo Durtate menghentikan kegiatan latihan militer gabungan bersama Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara-negara sekutunya di ASEAN dalam menghadapi kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perairan Laut China Selatan.
Keputusan Duterte yang menghentikan hubungan kerja sama dengan AS itu tentu saja menjadi pertimbangan tersendiri bagi Amerika dalam menghadapi pasukan Xi Jinping. Sebab, bagaimana pun, Amerika Serikat membutuhkan klaim negara-negara yang berada di wilayah perairan Laut China Selatan untuk menghadapi kekuatan militer China.
Indonesia sepertinya adalah salah satu target operasi Amerika saat ini untuk meraih dukungan dalam menghadapi dominasi China di perairan Laut China Selatan tersebut.
Senin kemarin, 3 Agustus 2020, Menteri Luar Negeri AS, Michael R.Pompeo menghubungi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi. Dalam percakapannya Pompeo meminta kepada Indonesia untuk selalu mempererat hubungan strategis antara AS dan Indonesia.
Dia juga membahas tentang situasi di Laut China Selatan terkait dengan ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya dengan China akhir-akhir ini.
"Menteri Luar Negeri Michael R. Pompeo hari ini berbicara dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengenai Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang kuat dan terus terjalin, serta tujuan bersama kedua negara akan penghormatan terhadap hukum internasional di Laut China Selatan," kata Wakil Juru Bicara Utama Menlu AS, Cale Brown dikutip VIVA Militer dari laman resmi Kedubes AS, Selasa, 4 Agustus 2020.