Palestina Memprotes Kesepakatan Normalisasi Arab Dengan Israel
Para pengunjuk rasa menginjak-injak foto Netanyahu, Presiden AS Donald Trump, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan sebelum dibakar. Upacara di Washington, DC menandai perjanjian penting pertama antara negara-negara Arab dan Israel dalam seperempat abad.
Presiden PA Mahmoud Abbas mengatakan bahwa hanya penarikan Israel dari wilayah pendudukan yang dapat membawa perdamaian ke Timur Tengah.
"Perdamaian, keamanan, dan stabilitas tidak akan dicapai di kawasan itu sampai pendudukan Israel berakhir," katanya dalam sebuah pernyataan setelah upacara penandatanganan, yang dikutuk oleh Palestina sebagai "pengkhianatan" terhadap perjuangan mereka.
Komando Nasional Perlawanan Rakyat Bersatu Palestina menyerukan protes untuk menolak kesepakatan normalisasi. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyerukan hari Jumat untuk dianggap sebagai "hari berkabung di mana bendera hitam dikibarkan di semua alun-alun, gedung dan rumah".
Aktivis di media sosial meluncurkan tagar "Hari Hitam" dalam bahasa Arab untuk menandai pengakuan resmi kedua negara Teluk itu atas Israel.
Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas, mengatakan perjanjian Bahrain dan UEA tidak akan membawa perdamaian Israel di wilayah tersebut. "Masyarakat di wilayah itu akan terus menganggap pendudukan ini sebagai musuh sejati mereka," katanya.