Dengan Bantuan Dari PT RAPP, Jufri Mampu Buka Lapangan Kerja Bagi Warga Setempat
Ditanya soal bisnis yang digelutinya ini, Jufri dengan lancar menjelaskan bahwa inti dari bisnis arang sekam adalah mengolah kembali kulit padi yang bagi sebagian orang hanya menjadi limbah. Cara pembuatannya juga mudah, yaitu kulit padi (gabah) disangrai dengan penggorengan besar hingga agak menghitam.
"Bisnis arang sekam inilah yang saya rasa paling nyaman karena lebih sederhana. Orang lain mungkin melihat bahan bakunya tidak berguna, atau paling tidak untuk dibakar dan dijadikan abu gosok buat mencuci piring tapi bagi saya arang sekam ini memiliki nilai bisnis lebih," katanya.
Dengan bisnis yang ditekuninya ini, Jufri kini secara rutin memasok sebanyak 30 ton arang sekam ke RAPP setiap tiga bulan sekali dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 5000 per kilogram. Bahkan, ia telah membuka tiga tempat pengolahan arang sekam. Salah satu lokasi berada tepat disebelah rumahnya di Pangkalan Kerinci.
"Dan insha Allah, dalam waktu dekat saya akan membuka cabang di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing)," ujarnya.
Saat ditanya soal keuntungan dari bisnis arang sekam ini sendiri, Jufri mengakui bahwa memang dari bisnis ini untungnya tak terlalu besar, hanya Rp 400 per kilogramnya. Namun menurutnya, bisnis tak hanya melulu soal untung dan rugi, ada hal-hal lain yang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan uang. Membuka lapangan kerja, misalnya.
"Saat kita sudah bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain, hal itu yang tak bisa diukur dengan uang. Artinya, kita senang bisa memberikan pekerjaan bagi warga setempat di saat kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini," ungkapnya merendah.