Iran Mengatakan Kesepakatan Untuk Membuka Dana yang Dibekukan di Irak Akhirnya Tercapai
Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan dalam beberapa kesempatan Washington terus bekerja dengan Irak untuk mengakhiri ketergantungannya pada gas alam Iran dan meningkatkan kemandirian energinya.
Pada hari Senin, Hemmati mengatakan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi menyambut baik perjanjian tersebut dan akan memantau pelaksanaannya setiap minggu. "Dalam kerangka perjanjian ini, Republik Islam berencana untuk menarik diri dari sumber keuangan ini berdasarkan kebutuhannya," tulis Hemmati.
Berita itu muncul beberapa hari setelah AS memberlakukan putaran baru sanksi terhadap 18 bank Iran, yang secara efektif memasukkan seluruh sektor keuangan Iran ke dalam daftar hitam.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa impor obat dan makanan ke Iran dapat lebih terpengaruh di negara yang memerangi wabah virus korona terburuk di Timur Tengah karena beberapa bank yang terkena sanksi secara khusus memfasilitasi transaksi perdagangan kemanusiaan. Menyusul sanksi baru, mata uang nasional Iran mencapai tingkat pasar terbuka terendah sepanjang masa di 310.000 real per $ 1 pada hari Minggu.
Iran mencatat angka kematian virus korona satu hari tertinggi 272 dan tingkat infeksi satu hari tertinggi 4.206 pada hari Senin. Hampir 29.000 orang Iran telah kehilangan nyawa karena penyakit tersebut