Gaza Mengumumkan Pandemi COVID-19 Menghancurkan Sistem Kesehatan Negara Tersebut
Kurangnya alat penguji virus korona dan alat pelindung diri (APD) juga memperumit perjuangan, karena Israel terus memberlakukan pembatasan pada pasokan medis yang mencapai Gaza.
Gaza telah berada di bawah pengepungan darat, udara, dan laut yang ketat selama lebih dari 13 tahun oleh Israel dan Mesir, memisahkannya dari seluruh dunia. Harapan awal bahwa isolasi Gaza akan menghindarkannya dari pandemi pupus karena wilayah pesisir yang padat penduduknya berada di bawah ancaman parah dengan sistem perawatan kesehatan yang bobrok yang tidak mampu menangani serangan gencar pasien.
Pada 24 Agustus lalu, hanya empat warga Palestina yang dilaporkan terinfeksi virus di Jalur Gaza. Hingga Senin, 14.768 orang telah tertular COVID-19, dengan 65 kematian. Jumlah kasus kritis mencapai 79.
Para pejabat mengatakan pengepungan Israel adalah hukuman mati bagi pasien COVID-19 Gaza.
"Jalur Gaza kekurangan mesin penghasil oksigen, ventilator, alat pelindung, dan bahan kebersihan," kata Dr Basim Naim, kepala hubungan internasional di pemerintahan yang dipimpin Hamas.
"Tiga puluh dua persen obat dasar dan 62 persen obat dan bahan untuk laboratorium medis tidak tersedia."