Bangkitkan UMKM di Masa Pandemi
RIAU24.COM - Turunnya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Para pelaku sektor UMKM di Indonesia mengalami penurunan penjualan hingga 55% selama masa pandemi, berdasarkan data crisis center Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Mencermati kondisi tersebut, SKK Migas - PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) menggulirkan sebuah program untuk membantu kebangkitan kembali pelaku UMKM. Sebanyak 12 kelompok masyarakat di sekitar wilayah operasi PT CPI di Riau mendapatkan pelatihan peningkatan kemampuan (capacity building), pelatihan teknis, dan bantuan sarana peningkatan produksi.
”Pandemi bukan hanya sebatas masalah kesehatan, namun juga sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Program kami diharapkan dapat membantu pelaku UMKM untuk bangkit dan lebih mandiri ke depan,” tutur GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin. Ke-12 kelompok masyarakat penerima manfaat program ini berasal dari wilayah Pekanbaru, Minas, Duri, Dumai, dan Rokan Hilir. Program ini berjalan selama enam bulan terhitung sejak November 2020 lalu dan dirancang untuk modernisasi Masyarakat Berbasis Ekonomi Berkelanjutan (MOBE).
SKK Migas – PT CPI menggandeng FLipMAS Batobo Wilayah Riau-Kepri sebagai mitra pelaksana program. FLipMAS Batobo adalah kependekan dari Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat Batobo. Forum ini dinaungi oleh para akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang memfokuskan pada pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Sebelum menerima bantuan, setiap kelompok penerima manfaat program ini diajak berdiskusi untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dan alternatif solusi. Hasil diskusi akan menentukan bentuk bantuan yang diberikan agar sesuai kebutuhan masing-masing kelompok. Langkah ini bertujuan agar penyaluran bantuan lebih tepat sasaran.
Karena itu, bantuan yang diberikan bervariasi sesuai bidang usaha masing-masing kelompok masyarakat. Bantuan yang diberikan berupa, di antaranya, hewan ternak, mesin pembuat biji plastik, mesin pencacah kertas, mesin jahit, sumur bor, mesin traktor, atau bentuk bantuan lainnya. Setiap kelompok kemudian akan diberikan pelatihan untuk peningkatan kualitas.