Beda Dengan Trump, Presiden Joe Biden akan Bersikap Lebih Tegas Kepada Arab Saudi Soal HAM dan Senjata
RIAU24.COM - Tim kampanye Biden menuduh pemerintah Presiden Trump menutup mata terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan mengulur-ulur waktu perang yang menimbulkan malapetaka di Yaman. Karena itu, di era kepemimpinan Biden, Amerika akan mengubah total hubungannya dengan Arab Saudi dengan mengedepankan hak asasi manusia.
Baru satu pekan Presiden Biden menjabat, AS telah membekukan penjualan senjata miliaran dolar ke Arab Saudi maupun Uni Emirat Arab sambil menunggu peninjauan ulang. Presiden Biden juga mengisyaratkan ia akan mengakhiri bantuan militer Amerika Serikat (AS) untuk perang pimpinan Arab Saudi di Yaman
Meski demikian, banyak juga yang meragukan kebijakan Biden akan berlangsung dalam jangka panjang. Sebab, bagaimanapun juga, Arab Saudi adalah mitra keamanan paling dekat AS di kalangan negara-negara Arab, sekutu strategis penting dalam menghadapi perluasan milisi dukungan Iran di wilayah Timur Tengah, dan juga pembeli besar untuk senjata AS.
Menurut Stockholm Institute of Peace Research Institute (Sipri), Arab Saudi tercatat sebagai importir senjata terbesar selama periode 2015-2019, sebagian besar berasal dari AS. Persenjataan Barat, termasuk dari Inggris, telah digunakan untuk mengebom berbagai sasaran di Yaman.
Seperti dikatakan Andrew Smith dari Campaign Against the Arms Trade (CAAT) yang berbasis di Inggris, "akan diperlukan sikap yang lebih tegas dibandingkan sikap Biden sebagai wapres di masa pemerintahan Obama" untuk membuahkan perubahan.
Mengenai HAM di Arab Saudi, pihak berwenang negara itu menggarisbawahi data terbaru tentang penurunan tajam jumlah pelaksanaan hukuman mati.