Update : Efek Pandemi, yang Tak Diketahui Oleh Banyak Orang, Puluhan Juta Anak-anak di Seluruh Dunia Menghadapi Krisis Membaca
RIAU24.COM - Lebih dari separuh anak berusia 10 tahun di seluruh dunia mungkin tidak dapat membaca dan memahami kalimat, menurut analisis baru oleh kampanye ONE.
ONE, organisasi anti-kemiskinan itu memperingatkan pada hari Senin, 22 Maret 2021, bahwa 70 juta anak dapat terpengaruh pada tahun 2021, menurut perhitungan berdasarkan angka yang dirilis oleh data populasi Bank Dunia, UNESCO dan PBB.
Menurut laporan tersebut, pandemi menyumbang 17 persen dari total jumlah anak yang menjadi korban krisis pembelajaran global yang dapat menghambat potensi sebuah generasi.
Sekolah-sekolah di seluruh dunia ditutup untuk waktu yang lama selama setahun terakhir, karena pemerintah memberlakukan pembatasan populasi dalam upaya menahan penyebaran virus corona. Menurut UNESCO, pendidikan 1,7 miliar anak di 188 negara mengalami gangguan berat pada tahun 2020.
Penutupan telah memaksa kelas online, tetapi peningkatan pembelajaran jarak jauh tidak merata di seluruh dunia, dengan akses ke teknologi dan kurangnya infrastruktur yang menghalangi kemampuan beberapa siswa untuk ambil bagian. PBB memperkirakan bahwa hampir 500 juta anak, terutama di negara-negara miskin atau daerah pedesaan, telah dikeluarkan dari pendidikan jarak jauh.
Menurut analisis kampanye ONE, krisis pembelajaran diperkirakan akan menghantam Afrika dan Asia dengan sangat keras, dengan sub-Sahara Afrika menyumbang 40 persen dari anak-anak yang berisiko.