Baru Terpilih Sebagai Presiden Chad, Idriss Deby Meninggal Saat Melawan Pemberontak di Medan Tempur
RIAU24.COM - Presiden negara Chad Idriss Deby telah meninggal karena luka yang dideritanya di garis depan di utara negara itu, tempat dia pergi mengunjungi tentara yang memerangi pemberontak, kata angkatan bersenjata.
Deby, 68, "baru saja menghembuskan nafas terakhir saat membela negara yang berdaulat di medan perang" selama akhir pekan, juru bicara militer Jenderal Azem Bermandoa Agouna mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah pada hari Selasa, sehari setelah Deby dinyatakan sebagai pemenang pemilu Presiden, seperti dilansir dari Aljazeera.
Keadaan pasti kematian Deby tidak segera jelas. Militer mengatakan presiden telah memimpin tentaranya pada akhir pekan saat memerangi pemberontak yang melancarkan serangan besar-besaran ke utara negara itu pada hari pemilihan pada 11 April.
Agouna juga mengatakan dewan militer yang dipimpin oleh putra mendiang presiden yang berusia 37 tahun, Jenderal Mahamat Idriss Deby bintang empat, akan menggantikannya. Jam malam telah diberlakukan dan perbatasan negara telah ditutup setelah kematian presiden.
Para ahli mengatakan bahwa di bawah hukum Chad, ketua parlemen seharusnya mengambil alih kekuasaan setelah kematian Deby dan bukan putranya. Sementara itu, pihak berwenang mengatakan pemakaman kenegaraan akan diadakan pada hari Jumat, 23 April 2021. Kepala negara dan pemerintahan "negara sahabat" akan menghadiri upacara di N’Djamena, sebelum Deby dimakamkan di wilayah asalnya di timur jauh negara itu.
Pengumuman mengejutkan itu datang sehari setelah Deby, yang berkuasa dalam pemberontakan pada tahun 1990, memenangkan masa jabatan keenam. Hasil sementara yang dirilis pada hari Senin menunjukkan Deby telah mengambil 79,3 persen suara. Presiden menunda pidato kemenangannya kepada para pendukung dan malah pergi mengunjungi tentara Chad yang memerangi pemberontak, menurut manajer kampanyenya.