RIAU24.COM - Menimati secangkir kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dan seringkali diminum tanpa mengenal waktu karena rasanya yang enak. Tapi tahukah Anda bahwa minum kopi juga bisa menyebabkan stres?
Segelas kopi di pagi hari dapat membantu seseorang untuk 'bangun' dan merasa segar sebelum memulai hari yang panjang. Tapi minum kopi bisa membuat Anda merasa tertekan. Hal ini berdasarkan studi oleh Ryan S. Patel pada tahun 2017 yang diterbitkan oleh Ohio University.
Baca Juga: Sempat Jeblok saat Pandemi COVID-19, Angka Harapan Hidup AS Naik Lagi
Ryan dalam penelitiannya mengatakan segelas kopi mampu meningkatkan hormon epinefrin dan karsitol yang menyebabkan stres. Dalam satu pengamatan yang dilakukan pada 25 koresponden yang diberi kafein secara teratur menunjukkan peningkatan tekanan darah dan kadar norepinefrin yang menyebabkan stres.
Semua koresponden menunjukkan tanda-tanda stres meskipun mereka dalam keadaan sehat sebelum tes dilakukan. Kafein dalam kopi menyebabkan stres.
Mengapa kafein dalam kopi membuat seseorang depresi?
Dalam jumlah sedang, asupan kafein pada kebanyakan orang mungkin tidak menjadi masalah tetapi beberapa menunjukkan tanda-tanda tremor atau jantung berdebar setelah minum segelas kopi.
Pada dasarnya, kafein dalam kopi akan menuju ke reseptor adenosin di otak, jantung dan tempat lain yang membuat seseorang lebih segar.
zxc3
Kafein juga akan mengaktifkan kelenjar pituitari yang berada di bagian bawah otak. Akibatnya, adrenalin akan meningkat dan seseorang akan masuk ke mode energik. Hal tersebut menyebabkan seseorang lebih termotivasi untuk bekerja setelah minum kopi dan tidak heran jika banyak orang yang mempraktekkannya agar fokus pada tugas.
Namun, kebiasaan minum kopi dalam jumlah banyak bisa membuat seseorang kehilangan kendali dalam mengatasi stres. Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan oleh Molecular Psychiatry menemukan bahwa pecinta kopi biasanya memiliki lebih sedikit koneksi ke bagian pemrosesan emosional otak mereka.
“Kafein secara tidak langsung akan menyebabkan lebih banyak stres daripada membantu menghilangkannya,” katanya.