Militer Myanmar Bakal Seperti 'Singa Ompong', Berbaju Loreng Tapi Tak Punya Senjata dan Amunisi
RIAU24.COM - Aksi kudeta besar-besaran yang dilakukan militer Myanmar berbuntut panjang.
Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat, 18 Juni 2021 mendesak Majelis Umum yang beranggotakan 193 untuk menghentikan pasokan senjata pada militer Myanmar.
Baca juga: Biden Perluas Perlindungan Untuk Hampir 1 Juta Migran, Hanya Beberapa Hari Sebelum Pelantikan Trump
"Kita tidak bisa hidup di dunia di mana kudeta militer menjadi sebuah norma. Sama sekali tidak dapat diterima," ujarnya dikutip dari merdeka.com.
Khusus untuk militer Myanmar, dia mendesak agar menghargai hasil pemilu November dan membebaskan tahanan politik, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi.
Baca juga: Kebakaran Hutan LA: Walikota Menolak Bantuan Dari New York Di Tengah Kekurangan Kru Pemadam
Untuk diketahui, Mynamar bergejolak sejak militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Mereka melakukan ini lantaran menuduh sipil telah melakukan kecurangan dalam pemliu November.