Tak Mau Gaji Dipotong, Karyawan Chevron Ini Pilih Mengundurkan Diri, Terima Pesangon Dengan Jumlah Fantastis
RIAU24.COM - Terhitung mulai Senin dinihari (9/8/2021), pukul 00.00 WIB, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI), sudah tak lagi beroperasi di Blok Rokan, Riau. Pengelolaan sumur minyak dan gas yang ada di Blok Rokan dialihkan ke anak perusahaan BUMN Pertamina bernama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Sebagai informasi, PT Chevron sudah melakukan pengelolaan migas di Riau jauh sebelum Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924, bermula saat tibanya ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal) pada 1924. Tim geologi Socal ini selanjutnya bermitra dengan Texaco yang akhirnya membentuk Caltex sekitar tahun 1930-an. Selanjutnya, Caltex melakukan eksplorasi di daerah Sumatera Tengah yang kini dikenal dengan Riau. Pada 1940-an ditemukan lapangan migas raksasa yakni di Lapangan Sebanga, Duri, dan Minas.
Lalu, pada 1953 Lapangan Minas yang terbesar di Asia Tenggara berhasil diproduksikan. Saat mencapai puncak produksi pada tahun 1973, kontribusi produksi minyak dari Blok Rokan ini bahkan mencapai lebih dari 60 persen produksi minyak nasional. Meski kini produksi telah menurun, namun Blok Rokan masih menjadi blok minyak terbesar kedua di Indonesia setelah Blok Cepu. Produksi minyak dari Blok Rokan berkontribusi 23 persen dari total produksi minyak di Indonesia.
Tak hanya itu, karyawan PT CPI juga diberi pilihan, melanjutkan (mirroring) atau diberhentikan (PHK). Seperti dilansir Riau24.com dari Kumparan, Senin, (9/8/2021) hampir 95 persen karyawan PT CPI memilih untuk melanjutkan (mirroring) alih status menjadi karyawan Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Namun, tidak bagi Edi.
Pria ini memilih untuk berhenti. Edi menjelaskan alasan kenapa ia memilih berhenti daripada melanjutkan bekerja di anak perusahaan Pertamina.