Ketika Jejak Genetik Wanita Berusia 7 Ribu Tahun Memberi Pandangan Berbeda Tentang Penyebaran Manusia Purba di Indonesia
RIAU24.COM - Jejak genetik dalam tubuh seorang wanita muda yang meninggal 7.000 tahun lalu memberikan petunjuk pertama bahwa pencampuran antara manusia purba di Indonesia dan manusia purba yang berasal dari Siberia jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Teori tentang migrasi manusia purba di Asia dapat diubah oleh penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada bulan Agustus, setelah analisis asam deoksiribonukleat (DNA), atau sidik jari genetik, dari wanita yang diberi pemakaman ritual di gua Indonesia.
"Ada kemungkinan bahwa wilayah Wallacea bisa menjadi titik pertemuan dua spesies manusia, antara Denisovans dan homo sapiens awal," kata Basran Burhan, seorang arkeolog dari Universitas Griffith Australia.
Burhan, salah satu ilmuwan yang ikut dalam penelitian tersebut, merujuk pada wilayah Indonesia yang mencakup Sulawesi Selatan, tempat ditemukannya jasad dengan batu di tangan dan panggulnya, ditemukan di kompleks gua Leang Pannige.
DNA dari Besse, demikian peneliti menamai perempuan muda di Indonesia, menggunakan istilah bayi perempuan yang baru lahir dalam bahasa daerah Bugis, adalah salah satu dari sedikit spesimen yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di daerah tropis.