Kisah Seorang Dokter Hewan yang Bertaruh Nyawa Untuk Menyelamatkan Hewan Pasca Letusan Gunung Semeru yang Mematikan
Semeru adalah salah satu dari setidaknya 100 gunung berapi aktif di Indonesia, yang terletak di “Cincin Api” Pasifik – pertemuan lempeng tektonik yang sering menciptakan aktivitas seismik. Selain merawat ternak yang masih hidup, Widodo mengatakan ada kekhawatiran lain tentang bagaimana menangani yang mati agar tidak menyebarkan penyakit setelah erupsi, karena hewan akan mulai membusuk dengan relatif cepat.
“Saat ini salah satu hal yang paling mendesak yang perlu kita lakukan adalah membersihkan dan menghitung hewan mati yang mulai membusuk,” kata Widodo, seraya menambahkan bahwa logistik kembali sulit karena lokasinya yang terpencil.
“Hewan-hewan ini dekat dengan puncak Semeru dan banyak berada di rumah atau kandang yang roboh karena erupsi,” katanya.
Beberapa hari setelah letusan, Suganda memberanikan diri kembali ke rumahnya untuk melihat apakah dia bisa menemukan dan menyelamatkan beberapa barang miliknya seperti dokumen dan perhiasan. Dia hampir tidak bisa membuka pintu rumahnya karena lumpur vulkanik sekitar 40cm (16 inci) di beberapa tempat.
“Alhamdulillah, saya bisa menemukan beberapa surat penting seperti ijazah sekolah dan sertifikat rumah. Saya bisa menyelamatkannya meskipun tertutup lumpur. Saya sudah berdamai dengan keadaan rumah. Apa lagi yang bisa saya lakukan, itu sudah hancur, ”katanya.
Saat dia melihat sekeliling desanya yang berlumpur, Suganda memperhatikan ketenangan yang menakutkan yang telah turun di komunitas yang biasanya ramai.