Obsesi Asia Terhadap Supernatural Menghantui Perdebatan Indonesia Tentang Ibu Kota Nusantara
RIAU24.COM - Ketika Edy Mulyadi, seorang jurnalis dan politisi kecil, menjadi berita utama di Indonesia bulan lalu karena menyebut lokasi ibu kota baru yang direncanakan sebagai "tempat jin membuang anak-anak", ia memicu reaksi keras dari kelompok masyarakat di Kalimantan.
Namun perdebatan yang dihasilkan juga mengungkapkan sejauh mana kisah-kisah supranatural merasuki pemikiran modern di seluruh negara kepulauan berpenduduk 274 juta orang, dan seluruh Asia Tenggara.
Komentar Mulyadi - dibuat dalam video YouTube tak lama setelah DPR mengesahkan undang-undang baru pada bulan Januari yang memungkinkan ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke "Nusantara" di provinsi Kalimantan Timur - membidik lokasi yang diusulkan di pulau Kalimantan. , yang katanya hanya cocok untuk "kuntilanak dan genderuwo".
Kuntilanak yang sering dikatakan berwujud ibu hamil pendendam yang tidak bisa melahirkan, kuntilanak dapat ditemukan dalam mitologi tidak hanya Indonesia, tetapi juga Singapura dan Malaysia, di mana mereka dikenal sebagai pontianak. Genderuwo, sementara itu, adalah makhluk mitologis mirip yeti yang telah lama dikabarkan berkeliaran di pedalaman hutan lebat Indonesia.
Mulyadi menerima cemoohan di media sosial, sementara beberapa kelompok mengadakan rapat umum menyerukan penangkapan dan penuntutannya karena menghina wilayah tersebut. Yang lain menuntut agar dia tunduk pada hukuman menurut hukum adat, atau hukum adat, masyarakat adat Indonesia.