Menko Resmikan Groundbreaking Investasi Produk Kemasan, Ini Tanggapan Gubernur Riau
Direktur Utama RAPP, Sihol Aritonang mengatakan investasi ini merupakan tahap baru dalam perkembangan usaha APRIL di Riau, sekaligus mencerminkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan investasi jangka panjang di Provinsi Riau. “Ini adalah investasi terbesar APRIL sejak didirikan hampir 30 tahun lalu. Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan seiring dengan komitmen keberlanjutan perusahaan dan visi APRIL2030," katanya.
"Fasilitas ini juga akan memberikan multiplier effect yang signifikan berupa pembukaan peluang kerja bagi lebih dari 4.000 tenaga kerja dalam tahap konstruksi dan menyerap hingga 1.000 lapangan kerja baru setelah beroperasi secara penuh,” imbuh Sihol.
Seperti diketahui, di bulan November 2020 APRIL meluncurkan komitmen APRIL2030 yang bertujuan memberikan dampak positif kepada iklim, alam dan masyarakat sembari tetap tumbuh menjadi perusahaan yang senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan dalam satu dekade ke depan. Investasi ini hadir seiring dengan makin gencarnya upaya global untuk mengurangi penggunaan plastik, polyester dan material berbahan dasar fosil.
Permintaan produk yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, mulai dari kemasan hingga fesyen didorong oleh preferensi konsumen yang melakukan pembelian secara e-retail atau online, terutama di pasar dengan pertumbuhan besar seperti China, Indonesia, India, dan Vietnam. Permintaan global terhadap produk kertas kemasan sendiri diperkirakan akan meningkat 3 persen tahun ini, didorong oleh meningkatnya produksi makanan seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup yang banyak melibatkan individual packaging dan food delivery.
APRIL menjamin pasokan bahan baku serat 100 persen berasal dari hutan tanaman industri (HTI) yang terbarukan. Pasokan tambahan akan seluruhnya berasal dari rantai pasokan yang ada. Perusahaan tersebut membukukan peningkatan 40 persen yield serat selama lima tahun terakhir dari hutan tanaman yang ada sembari menjalankan komitmen alokasi dana US$1 per ton serat kayu yang dihasilkan untuk kegiatan konservasi pada tingkat lanskap. Perusahaan menargetkan peningkatan 50 persen dalam produktivitas serat sampai tahun 2030.
Diversifikasi produk hilir yang bernilai tambah ini sejalan dengan kebijakan APRIL dalam pengelolaan hutan yang berkelanjuan atau SFMP (Sustainable Forest Management Policy) 2.0, termasuk tidak melakukan deforestasi.