RIAU24.COM - Politisi Kurdi Abdul Latif Rashid terpilih sebagai presiden baru Irak yang menandakan berakhirnya kebuntuan politik terpanjang dalam sejarah negara itu sejak militer Amerika Serikat pergi.

Selama pemungutan suara yang berlangsung pada hari Kamis, 269 anggota parlemen dari total 329 ambil bagian dan insinyur berpendidikan Inggris itu dapat mengklaim posisi itu setelah mengamankan mayoritas.

Dalam beberapa bulan terakhir, Irak telah menyaksikan protes yang meluas karena kebingungan mengenai perdana menteri baru negara itu dan sebagai hasilnya, pemerintah koalisi harus mengadakan pemungutan suara lagi pada hari Kamis. Rashid sekarang memiliki waktu 15 hari untuk membentuk pemerintahan bersama dengan mitra politiknya.

Menurut Al Jazeera, Rasyid adalah menteri sumber daya air dari 2003-2010.

Sejak Maret tahun ini, Irak menemui jalan buntu dalam hal pembentukan pemerintahan baru. Pemungutan suara putaran pertama yang berlangsung pada bulan Februari dan Maret tidak menghasilkan mayoritas untuk setiap kandidat dan dukungan publik sangat terkonsolidasi di belakang Muqtada al-Sadr.

Pemimpin Muslim yang terkenal dan partainya muncul sebagai orang-orang dengan jumlah kursi tertinggi di parlemen Irak tetapi gagal memenangkan mayoritas. Alhasil, pihak oposisi mampu membentuk aliansi koalisi yang akhirnya berkuasa melalui kemitraan strategis.