Pertagas Tanam 1.200 Pohon Dalam Upaya Konservasi Primata Endemik Riau di Balai Raja
RIAU24.COM - Salah satu upaya konservasi primata endemik serta menjaga ekosistem dan pelestarian hutan, PT Pertamina Gas (Pertagas) yang merupakan afiliasi Sub Holding Gas Pertamina melaksanakan kegiatan Restorasi Ekosistem dengan penanaman pohon di kawasan hutan Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis pada Senin (10/07/2023).
Sebanyak 1.200 pohon dengan jenis Matoa, Cempedak dan Jengkol ditanam untuk mengembalikan fungsi hutan sekaligus sebagai upaya konservasi primata endemik Riau yakni Presbytis Formoralis Percurra atau yang lebih dikenal dengan nama 'cingkuak' bagi masyarakat Riau yang merupakan inisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertagas Operation Rokan Area (ORA).
Bekerjasama dengan LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Riau Sebagai Pelaksana Program CSR Pertagas ORA, Yayasan Satwa Rimba, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, langkah Pertagas berupaya melindungi serta pengembalian fungsi hutan mendapat apresiasi dari warga dan pemerintah setempat.
LAZNAS IZI Riau yang diwakili oleh Ghofur dalam sambutannya menyampaikan Program penyelenggaraan Restorasi ekosistem ini yang dirancang Pertamina Gas dengan menggandeng IZI Riau dan Yayasan Rimba Satwa yang pada hari ini Insya Allah akan bermanfaat untuk anak cucu kita di kemudian hari”, kita juga berharap dengan penghijauan ini masyarakat dapat sadar dengan kondisi lingkungan saat ini dan sama-sama ikut menjaga dan merawat lingkungan lewat penghijauan di hutan ini.
Rawensus Nainggolan selaku tokoh masyarakat Balai Raja berterima kasih atas peran Pertagas menjaga keberadaan habitat endemik serta melindungi habitatnya yang saat ini sebagian besar sudah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit serta pemukiman warga.
Manager Pertagas ORA yang diwakilkan oleh Dela Agung Septiadi dalam sambutannya menyampaikan " Sejalan dengan pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan Environmental, Social, Governance (ESG) program penanaman pohon ini memberikan dampak keseimbangan ekosistem."