Kolombia Menghindari Perang Dagang Dengan AS Setelah Setuju Menerima Migran Yang Dideportasi

Kolombia mengatakan pada Minggu malam bahwa pihaknya telah menyetujui semua persyaratan Presiden Trump, termasuk penerimaan tak terbatas terhadap imigran yang memasuki AS secara ilegal setelah dua pesawat militer AS yang membawa orang yang dideportasi diblokir untuk memasuki negara itu.
"Kami akan terus menerima warga Kolombia dan wanita Kolombia yang kembali sebagai orang yang dideportasi, menjamin kondisi yang layak sebagai warga negara yang tunduk pada hak," kata Menteri Luar Negeri Luis Gilberto Murillo dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Dia menambahkan bahwa penerbangan deportasi AS telah dilanjutkan, dan pesawat kepresidenan Kolombia sedang dipersiapkan untuk membantu memulangkan warga.
Gedung Putih memuji kesepakatan dengan Kolombia
Gedung Putih memuji kesepakatan dengan Kolombia sebagai kemenangan untuk pendekatan garis keras Trump setelah kedua pemimpin negara itu bertukar ancaman pada hari Minggu di media sosial.
"Peristiwa hari ini memperjelas kepada dunia bahwa Amerika dihormati lagi. Presiden Trump akan terus melindungi kedaulatan negara kita dengan keras, dan dia mengharapkan semua negara lain di dunia untuk sepenuhnya bekerja sama dalam menerima deportasi warganya yang hadir secara ilegal di Amerika Serikat," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.