Besok Trump Akan Bikin Perdagangan Dunia Bakal Terguncang

Devi 1 Apr 2025, 13:44
Besok Trump Akan Bikin Perdagangan Dunia Bakal Terguncang
Besok Trump Akan Bikin Perdagangan Dunia Bakal Terguncang

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pernah bercanda bahwa "tarif" adalah salah satu kata favoritnya. Pada Rabu (2/4/2025), Donald Trump akan mengumumkan serangkaian kebijakan tarif impor atau timbal balik yang berpotensi mengguncang perdagangan global.

Langkah ini bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang dianggap Donald Trump tidak adil, di mana AS mengimpor lebih banyak barang daripada yang diekspornya.

Meskipun perincian mengenai tarif impor terbaru ini masih belum jelas, beberapa negara diperkirakan akan terdampak lebih besar dibandingkan yang lain. Istilah Dirty 15, yang diciptakan oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, merujuk pada 15 negara yang dianggap memiliki surplus perdagangan tinggi dengan AS dan menerapkan tarif serta hambatan nontarif terhadap barang-barang AS.

Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, negara dengan surplus perdagangan terbesar pada 2024 adalah China (US$ 295,4 miliar), diikuti Uni Eropa, Meksiko, Vietnam, Irlandia, Jerman, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Kanada, India, Thailand, Italia, Swiss, dan Malaysia.

Beberapa negara telah berusaha menenangkan AS sebelum pengumuman tarif impor ini.

Vietnam (surplus US$ 123,5 miliar) menandatangani kesepakatan energi dan mineral senilai US$ 4 miliar dengan perusahaan AS untuk menciptakan keseimbangan perdagangan.

India telah mengirim delegasi untuk menyelesaikan sejumlah isu perdagangan dan terbuka untuk memangkas tarif impor AS senilai US$ 23 miliar.

Korea Selatan telah mengaktifkan strategi darurat dan mengirim perwakilan untuk mencari solusi di Washington.

Taiwan sedang mempertimbangkan peningkatan impor energi dan pengurangan tarif sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS.

Donald Trump telah lama mengkritik hubungan perdagangan AS dengan dunia. Sejak tahun 1980-an, ia berulang kali menyuarakan ketidakseimbangan perdagangan dan menuding negara-negara lain mengambil keuntungan dari AS. Pada 2018, ia bahkan menyebut dirinya sebagai "Tariff Man" dalam unggahan media sosialnya.

Dalam kampanye pemilihannya, Donald Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif impor ini bertujuan untuk membebaskan ekonomi AS dari ketergantungan pada barang impor.

"Kami akan mengenakan biaya kepada negara-negara yang telah mengambil pekerjaan dan kekayaan kami selama bertahun-tahun," ujarnya pekan lalu saat mengumumkan tarif otomotif sebesar 25%.

Donald Trump juga mencontoh kebijakan Presiden William McKinley (1897-1901), yang dikenal karena proteksionisme ekonomi dan memperkaya AS melalui tarif.

Sebagian besar ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif impor ini bisa berdampak buruk pada ekonomi AS. Tarif akan membebani konsumen dengan harga lebih tinggi untuk barang-barang seperti mobil, bahan makanan, dan properti. Selain itu, keuntungan perusahaan bisa berkurang dan pertumbuhan ekonomi melambat.

Namun, Donald Trump bersikeras bahwa lebih banyak perusahaan akan membuka pabrik di AS untuk menghindari tarif impor, meskipun proses ini dapat memakan waktu bertahun-tahun.

Ada kemungkinan tarif impor ini hanya bersifat sementara, terutama jika Donald Trump melihat peluang untuk bernegosiasi. "Saya tentu terbuka untuk kesepakatan jika ada sesuatu yang bisa kita capai," katanya kepada wartawan.

Dengan kebijakan Donald  Trump ini, dunia menunggu bagaimana negara-negara mitra dagang AS merespons, dan apakah tarif impor ini benar-benar akan menguntungkan ekonomi Amerika dalam jangka panjang.***