Refleksi Satu Dekade Meranti, Delapan Prestasi, Sejajarkan Meranti dengan Daerah Lain
RIAU24.COM - KEPULAUAN MERANTI – Sebagai daerah yang baru berumur 10 tahun, Kepulauan Meranti cukup membanggakan. Dari raihan berbagai prestasi, sudah bisa disejajarkan dengan daerah lain di Provinsi Riau. Bahkan melampaui.
Dalam tahun 2018 ini saja Meranti sudah meraih 8 penghargaan. Diantaranya, sebagai Kabupaten peduli HAM, memiliki iven wisata terpopuler Indonesia (perang air), predikat Opini WTP (Wajar Tanpa Pengacualian) dari BPK RI sejak tahun 2012 s/d tahun 2017 (6 kali berturut-turut), dan peraih Procurement Award dari LKPP RI.
Selain itu, daerah termuda di Riau ini juga meraih penghargaan APIP kategori level 2 dari BPKP RI, Penghargaan BAZNAS Award dari BAZNAS RI, Anugerah Aditya Karya Mahatva Yodha dari Presiden RI, dan Pemerintah Daerah berkinerja Terbaik Pertama dalam Penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.
Menurut Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi keberhasilan itu merupakan upaya bersama. Walaupun Pemkab Meranti sebagai penyelenggara Pemerintah, jika tanpa dukungan dari DPRD dan seluruh lapisan masyarakat, maka hal itu juga akan sulit tercapai.
"Ini merupakan keberhasilan bersama. Sehingga menempatkan Meranti sejajar, bahkan menjadi lebih baik dari beberapa Daerah di Provinsi Riau," ungkapnya saat rapat paripurna istimewa yang ke-10 Selasa 19 Desember 2018 kemarin.
Selain sejumlah penghargaan itu, berbagai peningkatan terjadi di segala sektor. Mulai dari Pendidikan, ekonomi, infrastruktur, kesehatan dan lainnya. Padahal, sebelum dimekarkan menjadi sebuah Kabupaten, sangat banyak yang menyangsikan bahwa Meranti bisa maju dan berkembang seperti saat ini.
"Sebelum dimekarkan begitu banyak yang meragukan bahwa Meranti bisa eksis secara keuangan dan pembangunan. Namun kita berkeyakinan dan memiliki dasar kajian akademis dan politis bahwa daerah ini memiliki kekuatan dan sumberdaya yang besar untuk dikembangkan," kata Irwan.
Bupati juga mengajak masyarakat untuk mengingat perjuangan para pejuang yang telah bersusah payah untuk memekarkan daerah ini.
"Kalau ingat sejarah masa lalu kisah perjuangan penuh pengorbanan. Bersempena hari jadi ini perlu pula kita menyibak sejarah pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti dari masa ke masa, generasi ke generasi sebagai refleksi historis dari perjuangan panjang para tokoh dan masyarakat Tanah Jantan ini, " tambahnya.
Saat ini kata Irwan, Kepulauan Meranti terus membuka akses jalan poros dan jalan Desa hal itu untuk memangkas rentang kendali dan terbukanya akses perekonomian.
"Kita terus berupaya membangun jalan untuk membuka akses bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, " katanya.
Dirincikannya, selama kurun waktu 10 tahun Pemkab Meranti telah menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang 929,41 KM.
Lebih jauh, dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan, Pemkab Meranti telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2018 ini dikatakan bupati penyaluran KUR tercatat mencapai Rp 49.350.3434.000 yang disalurkan melalui Iembaga perbankan dan PT Timah.
"Selain itu kita juga terus mendorong semangat kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki terutama potensi sagu, kopi, dan kelapa. Mudah-mudahan upaya yang ditopang dengan kerja keras dan kerja cerdas mendapat pertolongan Allah," harap Irwan.
Dikatakan orang nomor satu di Kepulauan Meranti mengatakan bahwa wilayah yang dipimpinnya juga memiliki hasil perkebunan yang sangat menjanjikan. Dimana Sagu dengan luas mencapai 61,114 hektare dengan produksi mencapai 205.051 ton pertahun, potensi kelapa dengan total luas areal 31,653 hektare dengan jumlah produksi sekitar 10.099,946 ton pertahun, potensi kopi Liberika Meranti yang memiliki luas sekitar mencapai 1.246 hektare dengan produksi mencapai 1.710.422 ton per tahun. Sedangkan potensi karet dengan luas 20. 636 hektare.
"Yang tidak disangka-sangka adalah kopi liberika Meranti. Kopi khas Pulau Rangsang yang selama ini ditampung oleh pedagang di Malaysia, ternyata memiliki citarasa khas dan ditetapkan sebagai salah satu top brand kopi nasional. Tahun depan kita merevitalisasi industri kecil kopi berupa penyediaan mesin pengolahan dengan anggaran Rp 2 miliar yang bersumber dari APBN," katanya.
Sementara pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Meranti yang terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi pada awal pemekaran adalah sebesar 7,4 persen, namun seiring waktu berjalan meningkat menjadi 8 persen.
"Berkat kerja keras kita, angka pertumbuhan ekonomi kita pernah mencapai angka tertinggi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebesar 8%. Namun pertumbuhan ekonomi nasional yang melamban dalam tiga tahun terakhir, membuat pertumbuhan ekonomi Meranti tertekan pada kisaran 3,32 persen pada tahun 2017. Namun lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau yang hanya berkisar 2,9 persen," ungkapnya.(***)
R24/ADV