Bantah Keterangan Pemerintah China, Ini Pengakuan Muslim Uighur Mantan Tahanan Kamp Xinjiang
RIAU24.COM - Kabar tentang masyarakat muslim Uighur di China yang ditahan di kamp Xinjiang, bukanlah isapan jempol belaka. Beragam penindasan mereka rasakan selama berada di sana. Itulah yang dirasakan salah seorang mantan penghuni kamp reedukasi Uighur di Provinsi Xianjang China, Gulbachar Jalilova (54).
Pengakuannya itu seolah membantah keterangan yang pernah disampaikan Dubes China untuk Indonesia, beberapa waktu lalu.
Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi pers yang diadakan Aksi Cepat Tanggap (ACT), di Bebek Bengil, Menteng, Jakarta, Sabtu 12 Januari 2019 malam tadi. Kegiatan itu mengangkat tema 'Kesaksian dari Balik Tembok Penjara Uighur'.
Dalam kesempatan itu, ia menuturkan pengalamannya selama satu tahun enam bulan sepuluh hari mendekam di kamp tersebut.
"Saya dikurung di ruangan 7x3x6 meter tanpa jendela, semua orang di dalam ruangan harus menghadap ke arah yang sama yakni foto Presiden Cina Xi Jinping," ujarnya, seperti dilansir republika.co.id.
Sebelumnya, pemerintah China mengatakan, kamp edukasi untuk menghindari terorisme, separatisme dan ekstremisme.