RIAU24.COM -  Setelah kasasinya ditolak, Buni Yani, terpidana kasus pelanggaran UU ITE, akhirnya menghuni salah satu sel di Lapas Gunung Sindur, Bogor. Dari tempat ia ditahan, Buni Yani menulis pada secarik kertas, yang berisi tentang kehidupannya mengisi hari di Lapas Gunung Sindur.

Tulisan Buni Yani itu dikirimkan kepada detikcom melalui pengacaranya, Aldwin Rahadian, Kamis 21 Februari 2019.

Di dalam suratnya itu, Buni Yani menuturkan rekan sekamarnya yang terdiri dari terpidana kasus narkoba dan pembunuhan. Yang terakhir ini, bahkan divonis hukuman mati.

Dalam suratnya itu, Buni Yani kembali menyebutkan kasus yang menjeratnya sarat dengan ketidakadilan.

"Kasus saya penuh ketidakadilan. Saya betul-betul masuk penjara, sekamar kecil terdiri atas 13 orang. Saya sekamar dengan pencandu narkoba dan pembunuh. Sang pembunuh ini mendapat hukuman mati," tulis Buni Yani.

Dia juga sempat menyinggung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang divonis bersalah dalam kasus penodaan agama. Dia kembali menegaskan dirinya diperlakukan secara tidak adil.

"Tapi apa Ahok pernah kelihatan dipenjara? Ini betul-betul tidak adil," tulisnya lagi. ***