Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Soekarno dan Hatta Pernah Berdebat Soal Lahan Lokasi Masjid Istiqlal
RIAU24.COM - Sejak didirikan pada era Presiden Soekarno, Masjid Istiqlal telah menjadi saksi sejarah tentang perkembangan kamum muslim di Tanah Air. Namun mungkin belum banyak yang tahu, Soekarno dan sahabat kentalnya Mohammad Hatta, pernah berdebat tentang lokasi untuk membangun masjid bersejarah tersebut.
Hal itu diungkapkan Abu Hurairah Abdul Salam, Kepala Bagian Protokol dan Dokumentasi Masjid Istiqlal, Jumat 22 Februari 2019 kemarin.
Dikatakannya, adalah Soekarno yang menginginkan Masjid Istiqlal dibangun di atas lokasinya saat ini. Ketika itu, kawasan masjid saat ini berada di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Sedangkan Hatta mengusulkan pembangunan Istiqlal berada di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat atau kawasan tempat di mana Hotel Indonesia berdiri saat ini.
"Soekarno waktu itu banyak yang nentang. Soekarno menunjuk sendiri tempat ini (Masjid Istiqlal sekarang). Bung Hatta tidak setuju dan mempertanyakan tempat tersebut. Bung Hatta mengusulkan lokasi Istiqlal di kawasan Hotel Indonesia. Alasannya menurut Bung Hatta, tempat itu banyak penduduk sehingga lebih bermanfaat," ungkapnya, dilansir republika.
Ada pun pembangunan Istiqlal, tambahnya, dilatarbelakangi dengan tiga alasan. Yakni untuk dijadikan wadah bagi umat Islam untuk pusat kegiatan. Kedua, sebagai simbol kemerdekaan dan sebagai pusat toleransi.
"Selain itu, masjid ini dinamakan Istiqlal, karena Istiqlal adalah bahasa Arab yang artinya merdeka. Sehingga kita membangun ini sebagai rasa syukur atas nikmat kemerdekaan. Tak lupa, bahwa Istiqlal ditujukan sebagai pusat toleransi," terang pria yang akrab disapa Abu ini.
Menurutnya, lokasi pembangunan Istiqlal di tanah yang sekarang ini, dianggap tepat. Sebab, lokasinya sejalan dengan model penataan masjid di kota-kota tua. Biasanya, masjid berada di sekitar alun-alun, pusat kekuasaan, dan pasar. Kondisi seperti bisa ditemukan di beberapa kota tua seperti Yogyakarta atau Demak.
Lkasi Masjid Istiqlal saat ini, merupakan bekas Taman Wilhelmina. Kawasan itu merupakan benteng Belanda. Salah satu bentengnya disebut sabagai "Gedung Tanah."
Gedung itu berfungsi sebagai tempat persembunyian ketika perang. Abu menjelaskan bahwa penyebutan gedung tanah disebabkan bangunan itu memiliki banyak ruang bawah tanah.
Selain itu, masjid Istiqlal dianggap sebagai pusat toleransi di Indonesia. Pasalnya ia bersebelahan langsung dengan gereja Katedral. Tak hanya itu, bahwa arsitek Istiqlal didesain tanpa pintu dan jendela. Sehingga memberikan kesan terbuka bagi siapa saja. ***