Pemerintah ingin mengakhiri duplikasi operasi BUMN
Selain dari persyaratan tersebut, perjanjian tersebut mencakup 18 proyek kolaborasi strategis, mulai dari pengembangan terminal bahan bakar (TBBM) hingga pengelolaan guesthouse, yang semuanya diharapkan akan selesai dalam waktu lima tahun.
Kementerian mengharapkan 18 proyek untuk menciptakan nilai Rp 30 triliun, sementara total investasi diperkirakan Rp 5 triliun, kata Edwin Hidayat Abdullah, wakil menteri untuk energi, logistik dan pariwisata.
"Kami berharap proyek-proyek itu dapat menurunkan biaya logistik Pertamina," katanya.
Gandhi Sriwidodo, direktur logistik, rantai pasokan, dan infrastruktur Pertamina, mengatakan salah satu dari 18 proyek tersebut adalah pengembangan unit penyimpanan dan regasifikasi terapung (FSRU) di Gorontalo, Sulawesi.
Dia mengatakan perjanjian itu menetapkan bahwa Pelindo Energy Logistik (PEL), anak perusahaan logistik Pelindo III, harus menyediakan FSRU dan Pertamina akan menjadi pemasok gas alam cair (LNG).
"Kami memasok LNG ke fasilitas yang dimiliki oleh PEL dan kemudian LNG akan digunakan untuk pembangkit listrik [di daerah]," katanya. “Skala proyek ini sedang, dan investasi akan dilakukan oleh perusahaan patungan antara kami [Pertamina dan PEL].”