Prabowo Ingatkan Indonesia Saat Ini Pendarahan, Hidup dari Transfusi Utang
RIAU24.COM - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengingatkan tentang kondisi Indonesia saat ini yang dinilainya masuk kategori parah. Ia memberi perumpamaan, Indonesia sama dengan tubuh manusia yang tengah mengalami pendarahan kritis.
Kondisi ini terjadi salah satunya karena rekayasa faktur penjualan yang berujung pada kebocoran anggaran negara. Dalam rekayasa tersebut, biasanya faktur yang dilaporkan lebih rendah dibandingkan faktur penjualan aslinya, atau dengan istilah lain, disebut under invoicing.
"Itu yang saya sebut kebocoran. Itu yang saya sebut bleeding. Indonesia sedang bleeding, Indonesia sedang berdarah," kata Prabowo, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu 3 Maret 2019.
Menurutnya, under invoicing tersebut terjadi salah satunya di bidang sumber daya alam seperti kelapa sawit, cokelat, batu bara, hingga tambang.
Misalnya, dalam ekspor tambang batu bara. Dalam laporan penjualannya disebutkan hanya 15 juta ton per tahun. Padahal, kenyataannya di lapangan, ekspor batu bara mencapai angka 30 juta ton per tahun.
Hal ini berarti ada 15 juta ton yang harga ekspornya dihilangkan dan itu menjadi kerugian negara.
"Yang dilaporkan hanya 15 juta padahal dia tambang 30 juta. Itu kan 150 juta dolar tiap tahun Indonesia hilang uang. Itu yang saya sebut kebocoran. Itu yang saya sebut bleeding," katanya, dilansir cnnindonesia.
Namun kondisi ini, tambahnya, tak dipedulikan para elite negara. Bahkan menurut dia para elite justru tidak merasakan fenomena kebocoran ini.
Terlebih, di tengah keadaan ekonomi yang sedang terpuruk ini, Indonesia hanya melakukan utang untuk menambal fenomena tersebut.
"Ini saudara-saudara, perjuangan kita. Ini yang harus kita hentikan, pendarahan rakyat Indonesia. Jadi ini perjuangan kita. Saya maju, saya ingin hentikan pendarahan. Bersama saudara-saudara sekalian. Ini tugas kita bersama," tegasnya. ***