Masih Banyak Unggulkan Jokowi, Begini Fahri Hamzah Sindir Lembaga Survei
RIAU24.COM - Hingga sejauh ini, sejumlah lembaga survei masih merilis hasil survei yang mengunggulkan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan Prabowo Subianto walaupun. Meski pun tingkat elektabilitasnya beragam, namun muaranya tetap satu, yakni menunjukkan keunggulan Jokowi.
Terkait kondisi itu, sindiran tajam datang dari Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Ia menganggap lembaga survei hanya bekerja membuat framing dan tidak mengungkap fakta. Untuk melakukan framing itu, lembaga survei ini pun mendapat bayaran.
"Ya, memang tugas mereka framing, bukan mencari fakta. Dibayar untuk framing, bukan untuk mencari fakta. Kalau orang survei untuk mencari tahu apa yang terjadi di masyarakat, itu dia nggak diumumkan, karena itu adalah untuk kepentingan pengambilan keputusan objektif klien," ujarnya, Kamis 4 April 2019 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Tak sekedar itu, bahkan Fahri menilai ada kecenderungan hasil survei digunakan untuk menyerang kelompok lain. Ia mencontohkan hasil survei yang menyebut pemilih FPI mulai beralih ke Jokowi.
"Makanya saya bilang nanti penyelenggara survei harusnya ada etikanya, ada hukumnya. Harus mengumumkan dia dibayar oleh siapa, survei atau konsultan. Kalau dia konsultan, ya sudah, dia akan membuat frame," tegasnya, dilansir detik.
"Jadi kalau ada pemilih sedikit, FPI pilih Jokowi, 'wah ini peristiwa besar', kemudian dibuat seolah-olah orang sudah migrasi ke Pak Jokowi dan sebagainya. Lalu kemudian meng-frame pemilihnya Pak Prabowo ini radikal. Itu semua framing," ujarny alagi.
Menurut Fahri, banyak terjadi peralihan di arus bawah masyarakat. Karena itulah, kata dia, dinamika di masyarakat sulit ditangkap lembaga survei.
"Menurut saya itu ada pelanggaran hukumnya, karena mau memanipulasi data dan juga kental persoalan etikanya. Kenapa? Ya karena mereka itu dibayar untuk melakukan itu tetapi tidak transparan," tandasnya. ***