Sangsikan Keterangan Polisi Soal 4 Tokoh Jadi Incaran Saat Rusuh 22 Mei, BPN: Emang Mudah Mau Nembak-nembak?
RIAU24.COM - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, mengaku sangsi dengan keterangan pihak Kepolisian, yang menyebutkan para pelaku rusuh 22 Mei lalu menargetkan pembunuhan terhadap empat pejabat nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
Namun pihak BPN menyebutkan, alasan dan dugaan yang disampaikan pihak Kepolisian sulit diterima nalar sehat. Selain itu, BPN juga menyangsikan, para tersangka perusuhitu punya nyali besar untuk membunuh hanya karena urusan perpolitikan.
"Yang pertama, kalau ada perusuh yang mau nembak (bunuh), saya nggak yakin, karena ini zaman modern begini, nggak mudah mau nembak-nembak. Emang siapa bisa nembak? Bagaimana bisa punya senjata? Apalagi membunuh, siapa yang punya kemampuan dan keberanian membunuh? Itu nggak ada," ujar juru debat BPN, Ahmad Riza Patria, Selasa 28 Mei 2019.
Riza menilai, tidak mungkin jika ada seseorang berniat membunuh hanya karena politik dan berbeda haluan. Karena itu, ia pun meminta masyarakat pendukung Prabowo tetap tenang agar mematuhi proses hukum yang ada.
"Orang gila aja yang mau bunuh-bunuh, apalagi terkait urusan politik gitu loh. Kalau urusan politik nggak ada bunuh-membunuh, kalau bunuh-membunuh itu urusan kriminal, perampokan, kalau politik nggak ada bunuh. Kita ini pileg-pilpres udah selesai, hasilnya apa pun ya kita lalui cara-cara konstitusional. Apalagi Prabowo-Sandi sudah jelas kita berpijak pada hukum yang ada," jelasnya, dilansir detik .
Karena itu, pihaknya meminta pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus itu, supaya tidak ada lagi simpang siur informasi.