Sering Bermanuver Dengan 01, Gerindra Persilahkan AHY Gabung Dengan Jokowi
RIAU24.COM - Sinyal Partai Demokrat keluar dari Koalisi pengusung Prabowo-Sandi semakin tanpak jelas. Hal ini terlihat politikus Gerindra dan Demokrat yang terlibat dalam perang Twitter yang pada akhirnya berujung soal jatah kursi menteri bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kabinet Jokowi.
Awalnya perang Twitter itu dimulai dari kicauan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyesalkan terkait kinerja Demokrat yang seakan tak dihargai paslon Prabowo-Sandi. Andi awalnya menyinggung soal cerita lama bahwa Demokrat sebenarnya sudah mengingatkan Prabowo agar tak memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres.
"Partai Demokrat, SBY dan AHY ditinggal oleh deklarasi 02 hanya karena bilang jika Pak Prabowo berpasangan dengan Sandi Uno tidak memiliki peluang menang berdasar survei, dan menyarankan Pak Prabowo mencari cawapres lain agar kesempatan menang ada," kata Andi melansir dari kumparan, Jumat 7 Mei 2019
Saat itu, Demokrat mengingatkan, jika Sandi jadi cawapres Prabowo, kemenangan di provinsi dengan populasi besar seperti Jateng dan Jatim sungguh sulit diraih. Sebab, berdasarkan survei yang dimiliki Demokrat, Sandi teridentifikasi politik SARA.
"Berdasarkan survei saat itu, Sandi Uno teridentifikasi politik SARA, sehingga sulit menang di Jateng dan Jatim yang pemilihnya besar. Pak Prabowo keras kepala dan meninggalkan Demokrat. Kini terbukti," jelasnya.
Politikus Gerindra Andre Rosiade tak tinggal diam. Dia langsung membalas cuitan itu. Andre meminta Andi agar tak mencari perhatian dengan mengomentari apa yang terjadi di kubu Prabowo-Sandi.