RIAU24.COM -  Pemerintah Arab Saudi dilaporkan membeli software (perangkat lunak) mata-mata seharga $300 juta dari Israel. Transaksi jual-beli ini dilakukan oleh sejumlah wakil pemerintah Riyadh dan utusan perusahaan-perusahaan Israel dalam sebuah pertemuan di London, Inggris, pada akhir Mei lalu.

Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik karena Riyadh tidak mengakui rezim Zionis itu sebagai sebuah negara. Namun, kedua belah pihak telah meningkatkan kerja sama secara diam-diam selama beberapa tahun terakhir.

Dilansir kantor berita berbahasa Arab, al-Khaleej yang dikutip laduni.com, sumber-sumber tanpa nama mengatakan,  Mesir dan Uni Emirat Arab mengetahui perjanjian bisnis itu, yang mereka sebut perjanjian yang “cukup menguntungkan.” 

Mereka mengatakan, fase pertama perjanjian itu adalah pengiriman 1.000 alat pelacak kecil yang canggih yang bisa ditempatkan di ponsel untuk memantau pergerakan pemiliknya, baik di Arab Saudi dan luar negeri.

Arab Saudi memang telah meningkatkan upaya penangkapan dan penuntutan bermotif politik terhadap para aktivis hak asasi manusia. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, Riyadh berupaya mengubah isi undang-undang anti-terorisme untuk menargetkan kegiatan-kegiatan aktivisme.

Dalam berita itu juga disebutkan, perwakilan Israel telah menerima pembayaran secara penuh sebelum menyerahkan perangkat tersebut.