Soal Rekonsiliasi, Jimly Asshiddiqie Minta Prabowo Jaga Perasaan Ibu-Ibu Pendukungnya
RIAU24.COM - Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyarankan agar rekonsiliasi antara kontestan Pilpres 2019, tidak dilakukan dengan terburu-buru. Hal ini dimintanya karena dirinya melihat mental pendukung militan antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto masih belum stabil dan perlu ditenangkan sebelum keduanya melaksanakan rekonsiliasi.
"Jadi, yang penting para pendukung masing-masing itu dipersiapkan," kata Jimly melansitw dari JPNN Jumat 5 Juli 2019.
Jimly mencontohkan, tidak sedikit ibu-ibu yang menjadi pendukung militan Prabowo di Pilpres 2019. Bahkan, Jimly melihat banyak ibu-ibu yang menangis setelah MK mengeluarkan keputusan sidang sengketa hasil Pilpres 2019. Diketahui, hasil sidang sengketa MK merugikan bagi Prabowo.
Menurut Jimly, Prabowo harus menghormati perasaan ibu-ibu militan pendukungnya sebelum menggelar rekonsiliasi.
"Kalau dia buru-buru orang yang kecewa misalnya sesudah keputusan MK masih ada ibu-ibu menangis di depan foto, itu itu kan mendalam sekali, dan itu harus dihargai dan hormati juga," ucap dia.
Jimly menyebutkan, ibu-ibu tentunya kecewa berat dengan Prabowo jika rekonsiliasi dengan Jokowi cepat digelar. Bukan tidak mungkin, kekecewaan itu membuat Prabowo dijauhi pendukungnya.
"Jadi, kalau misalnya Prabowo terlalu cepet ketemu, itu kan mungkin menyakitkan bagi ibu itu. Nah, ibu itu hanya simbol itu kan mewakili banyak orang, karena jumlah orang yang ingin ganti presiden banyak banget. Cuma mereka harus menghargai juga yang ingin presidennya terus," pungkas dia.