GP Ansor Tuding Ustaz Hanan Attaki Penceramah Kontroversial, Putra Ulama NU Pertanyakan Hal ini
RIAU24.COM - Setelah sempat menolak pengajian yang dilakukan Ustaz Felix Siauw di Masjid Balai Kota, kini giliran Ustaz Hanan Attaki yang diprotes oleh Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).
Mengutip Kumparan.com dari PanturaPost, Ahad, 7 Juli 2019, acara bertajuk Sharing Time itu digelar di Hotel Bahari Inn Kota Tegal. Sejak pukul 11.00 WIB, ratusan peserta sudah memadati lokasi. Dan acara itu dimulai pukul 12.30 WIB, dengan diawali Salat Dzuhur berjamaah.
Angga, salah seorang peserta mengatakan jika sekitar pukul 12.00 WIB, Ustaz Hanan Attaki, sudah tiba di lokasi. Tapi, setelah turun dari mobil Hanan tidak masuk ke lokasi acara.
Hal tersebut ditanggapi oleh Ustaz Hilmi Firdausi. Dia mempertanyakan, jika Ustaz Hanan Attaki mereka tolak, lalu seperti ustaz yang aman dari persekusi.
"Kalau Ustadz selembut dan segaul Ust Hanan Attaki saja mereka tolak...lalu mau seperti apa lagi kriteria Ustadz yg aman dari persekusi ? *ini pertanyaan basa-basi krn teman2 pasti tau jawabannya...," kicau putra dari ulama Nahdatul Ulama (NU) KH Amin Afandi, Minggu, 7 Juli 2019.
Para netizen menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh Ustaz Hilmi tersebut. Ini respon mereka.
"Mungkin ustadnya harus punya sertifikat / bukti pernah ikut goyang dangdutan / nyawer ..," kata @MalikDjamaludin.
"Perasaan dakwah beliau yg umum2 saja..ceramah santai..," komentar @Trikus2012.
zxc2
"Yang herannya kenapa ulama NU pada diam?? melihat orang2 yg berkedok Islam atau membawa nama NU jadi buruk di mata umat Islam.Terkadang sya kasihan sama pendiri NU sebelumnya, yg telah berjuang demi Islam tapi di rusak sama kelompok liberal, syiah ,munafik didalam NU itu sendiri," ujar @kmrh_1783.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Kota Tegal Imam Kharomain, membenarkan pihaknya telah mengeluarkan surat tersebut. Tapi, dia berkilah melarang acara pengajian.
Tak hanya itu pihak menuding jika isi ceramahnya banyak yang kontroversial. Misalnya dia pernah menyebut Nabi Musa adalah premannya para nabi. "Itu kan tidak baik disampaikan dalam pengajian. Apalagi kepada generasi penerus kita yang masih awam terhadap agama," ungkapnya.