Pakar Tsunami Ini Sebut Gempa di Halmahera Setara dengan 50 Kali Bom Atom HIroshima
RIAU24.COM - Gempa bumi 7,2 Skala Richter yang mengguncang Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, ternyata tergolong dahsyat. Menurut Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko, gempa tersebut setara dengan energi 50 kali bom atom Hiroshima.
Akibat gempa tersebut, kata Widjo, terjadi tsunami kecil kurang lebih 20 cm yang terpantau di Stasiun Pasut Gebe dan di Pantai Barat Pulau Weda kurang dari satu meter.
“Gempa bumi Halmahera 14/7/19 dg Mw7.1, timbulkan patahan ~70x18km, energi setara 50x bom atom Hiroshima. Ini timbulkan tsunami kecil <~20cm yg terpantau di sta pasut Gebe (@InfoGeospasial). Berdasar model, tsunami max di pantai barat P. Weda <1m (picts). @infomitigasi,” tulis Widjo Kongko di akun twitter-nya, Minggu (14/7/2019) seperti dilansir Inews.
Belum ada penjelasan lebih lanjut akan hal ini. Namun nama Widjo Kongko sebelumnya pernah menarik perhatian publik. Dia merupakan peneliti yang menyebut adanya potensi tsunami 57 meter di Pandeglang, Banten pada 2018 silam.
Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat titik episenter gempa 7,2 SR pada Minggu (14/7/2019) pukul 16.10 WIB terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara dengan kedalaman 10 km.
Gempa menyebabkan 160 rumah roboh dan lainnya mengalami retak serta kerusakan. Ribuan warga setempat juga mengungsi dan memilih tinggal di tanah lapang untuk mengantisipasi jika terjadi tsunami. Kendati demikian, BMKG telah memastikan jika gempa di Halmahera Selatan tidak berpotensi tsunami.
Bupati Halmahera Selatan Baharain Kasuba mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, rumah warga rusak akibat gempa berada di Kecamatan Gane Barat Selatan dan Gane Timur Selatan. Di dua wilayah ini ada enam desa yang dikabarkan mengalami kerusakan cukup serius akibat gempa. Enam desa itu adalah Desa Ranga Rangga, Nyonyifi, Papaceda, Lemo Lemo, Dowora
“Saat ini kami terus berkordinasi dengan instansi terkait. Prosesnya masih terus berjalan, dan berdasarkan laporan, memang banyak rumah warga rusak di dua kecamatan tersebut,”kata Baharain.***
R24/bara