Menu

Pengamat Sebut Prabowo Rugi Besar Jika Berseberangan Dengan Ulama, ini Alasannya

Muhammad Iqbal 5 Aug 2019, 10:26
Ketum Gerindra Prabowo Subianto
Ketum Gerindra Prabowo Subianto

RIAU24.COM - Pada saat Pilpres 2019 lalu, kedekatan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan para ulama tentu tidak perlu diragukan. Apalagi ulama 212 mengeluarkan ijtima untuk mendukung Prabowo.

Untuk itu, Prabowo diminta untuk berhati-hati dalam mengambil sikap politik. Sebab jika dia salah langkah, dia pun bisa ditinggalkan oleh kelompok ulama. Demikian yang disampaikan oleh pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun.

Dia mengingatkan kepada Prabowo, jika ulama memiliki peran dalam sejarah di Indonesia. Sehingga, para politisi tidak boleh mengesampingkan ulama dalam berpolitik.

zxc1

"Dalam fakta sosiologis, ulama punya peran dalam sejarah Indonesia. Tidak boleh politisi mengesampingkan peran ulama," kata dia dilansir dari Rmol.id, Senin, 05 Agustus 2019.

Kata Ubed, Joko Widodo telah mengesampingkan peran ulama dalam mengelola pemerintahan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya isu berbau suku, agama, aas dan antargolongan (SARA) yang muncul di Indonesia.

"Kegagalan rezim sekarang karena tidak mampu mengelola perbedaan dan entitas agama. Itu yang menimbulkan SARA dan lain-lain," jelasnya.
zxc2

Dia menambahkan agar Prabowo juga mengingatkan Prabowo untuk berhati-hati merapatkan barisan Gerindra ke koalisi pemerintah. Karena, Prabowo bepotensi mengalami kerugian besar jika keputusan itu berseberangan dengan sikap ulama yang mendukungnya.

"Saya kira pada titik tertentu Prabowo akan mengalami kerugian, saya sebut erosi elektoral ya di Gerindra atau Prabowo. Karena ketika Prabowo memilih jalan yang berseberangan itu, bertentangan dengan fakta sosiologis," jelasnya.