Menu

Selain Ahok, Ustaz Tengku Zulkarnain Juga Kritik Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim: Bahaya!

Muhammad Iqbal 27 Aug 2019, 12:08
Ustaz Tengku Zulkarnain
Ustaz Tengku Zulkarnain

RIAU24.COM - Pro kontra terhadap pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur (Kaltim) masih berlangsung hingga kini. Bagi mereka yang kontra, ada muncul kekhawatiran mengenai pembiayaan yang akan dikeluarkan untuk membangun ibukota baru tersebut.

Bahkan, pemindahan tersebut pernah mendapat kritik pedas dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Penolakan itu disampaikan saat ia masih menjadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo pada 2013 silam.

Penegasan Ahok itu disampaikan dalam video berdurasi 24 menit yang menjadi viral. Ahok yang mengenakan seragam DKI Jakarta tengah duduk dan pembawa acara yang berbicara mengenai rencana pemindahan ibu kota yang saat itu diwacanakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
zxc1

“Kalau buat saya pribadi, rakyat kita masih susah, untuk apa habiskan Rp800 triliun hanya untuk mengatasi gara-gara sini macet, lalu ibu kota pindah. Jadi kan ini bukan karena ada masalah lalu lari dari masalah, itu pendapat saya. Kalau sini macet ya diatasi dong macetnya,” kata Ahok saat itu.

Kritikan tentang pemindahan tersebut juga dilakukan oleh Ustaz Tengku Zulkarnain. Dia mengatakan, hal tersebut dinilainya sama sekaki tidak meningkatkan ekonomi rakyat maupun negara.

Justru yang ada, kata Ustaz Tengku Zul, wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru, secara pertahanan sengat mudah dijangkau China. Hal tersebut dinilainya bahaya.

"Pindah Ibukota Sama Sekali Tdk Meningkatkan Nilai Ekonomi Apapun bagi Negara dan Rakyat Indonesia.
Malah Secara Pertahanan Sangat Mudah Dijangkau China dgn Kapal Perang, Pesawat Tempur, bahkan Rudal China. Lurus dan Terbuka!
BAHAYA

Para Ahli Intelijen BICARALAH. Jgn Diam Saja...!," kata Ustaz Tengku Zulkarnain melalui akun Twitternya, Selasa, 27 Agustus 2019.
zxc2

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan jika ibu kota akan pindah ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Tepatnya, sebagian daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Alasan di balik pemindahan ibu kota baru ini, antara lain minimnya risiko bencana di Kaltim, termasuk gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga tanah longsor.

"Alasan kedua, lokasi strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Ketiga, berdekatan dengan wilayah perkotaan yang berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda," kata Jokowi.