Fenomena Langit Merah di Jambi Buntut Karhutla, BNPB Sebut Ini Penyebabnya
RIAU24.COM - Hingga saat ini, fenemona langit menjadi merah darah di Provinsi Jambi, Sabtu (21/9/2019) akhir pekan kemarin, masih menjadi perbincangan hangat. Namun masih banyak yang bertanya, mengapa fenomena alam seperti itu bisa terjadi.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo Soetarno, fenemone itu disebut dengan Mie Scattering atau Hamburan Mie.
Agus mengakui fenomena itu berhubungan dengan titik api di Jambi, khususnya di kawasan Muaro Jambi yang sangat tinggi.
"Ini data tadi pagi di Muaro Jambi, terjadinya hotspot 430 yang validitasnya di atas 80 persen. Jadi memang di sana banyak sekali titik api," ungkapnya, dilansir cnnindonesia, Minggu 22 September 2019.
Diterangkannya, titik api tersebut menghasilkan asap dan debu yang berterbangan. Partikel itu terkena pantulan sinar matahari dan berubah menjadi berwarna merah.
Disebutkan Agus, partikel dari debu tersebut menyerupai panjang gelombang warna merah dan oranye.
"Ukuran partikel polutan asap yang menyebabkan sinar matahari memancarkan warna oranye-merah. Ukuran partikel polutan sama dengan panjang gelombang oranye-merah, sekitar 0.7 micron," terangnya lagi.
Ternyata, fenomena serupa juga pernah terjadi di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, tahun 2015 lalu. Langit berwarna merah ketika itu juga disebabkan titik api yang tinggi.
Menurut Agus, dampak negatif dalam fenomena ini ialah jarak pandang masyarakat yang terbatas. Selain itu, asap dan debu yang berterbangan juga berbahaya bagi kesehatan warga. ***