Jadi Calon Menhan, ini Target 100 yang Diberikan PA 212 Untuk Prabowo Subianto
RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo memanggil Ketum Gerindra, Prabowo Subianto ke Istana Negara pada Senin, 21 Oktober 2019. Bahkan, Prabowo dikabarkan untuk menjadi Menteri bidang Pertahanan di pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi.
Mengenai hal tersebut, Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang mengusung Prabowo pada Pilpres 2019 angkat bicara. Juru bicara PA 212, Habib Novel Bamukmin, mengaku paham dengan kondisi Prabowo Subianto karena latar belakangnya sebagai politikus. Dia juga memaklumi jika Prabowo memilih bergabung di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Buat saya maklumlah kan Prabowo selain politikus kan pedagang juga, mungkin kalkulasinya yang dipakai kalkulasi dagang kali, bukan kalkulasi pejuang, karena kalau kalkulasi dagang ada peluang diterjang, yang penting untung atau balik modal, lumayan lah. Sedangkan kami pejuang, ada atau tidak ada peluang, kami PA 212 tetap berjuang sampai keadilan tegak dan jelas tidak akan berkoalisi dengan kedzoliman, kecurangan dan kemungkaran," jelas Novel dilansir dari Detik.com. Selasa 22 Oktober 2019.
Walau demikian, pihaknya akan memberi target 100 hari kerja kepada Prabowo jika dia nantinya benar-benar menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Salah satu target itu adalah memulangkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS).
"Namun mungkin kami masih bisa berharap 100 hari ke depan PS (Prabowo Subianto) dan orang-orangnya (yang) bekerja, bisa menghasilkan apa yang kami perjuangkan agar ulama kami ( yang ditangkap) semua di SP3, juga HRS bisa kembali, serta usut hilangnya nyawa para mujahid politik dari pemilu sampai demo mahasiswa dan pelajar kemarin," ujar Novel.
Jika hal tersebut tidak terjadi, maka dia menegaskan akan menjadi oposisi kepada Prabowo. "Akan tetapi kalau 100 hari ke depan tidak ada upaya itu, maka sikap kami jelas menjadi oposisi kritis Prabowo, yang saya anggap PS telah kumat kembali ke penyakit lamanya," tegas Novel.
zxc2
Ketika dimintai penjelasan tentang maksud dari pernyatan 'kumat', Novel enggan menanggapinya. Dia hanya bicara tentang sikap Prabowo yang pernah mengusung Jokowi-Ahok saat di Pilkada Jakarta.
"Asal kegaduhan negara ini adalah Prabowo bawa Jokowi dan Ahok ke Jakarta, yang akhirnya kedua orang yang dibawa Prabowo itu bikin gaduh, sampai saat ini. Nah kalau Prabowo tidak bisa buktikan itikad baiknya kepada ulama, untuk bisa membebaskan dari kriminalisasi, dengan Prabowo sudah koalisi dengan kubu 01, maka sudah dipastikan Prabowo kumat, semoga kumatnya tidak dibawa mati," tutupnya.