3 Partai Belum Dapat Jatah, Pengamat Sebut Jokowi akan Bagi-bagi Kursi Non-kabinet
Kata Rico, Jokowi memang punya rekam jejak merangkul lawan politik di kabinet. Hal tersebut tergambar saat Jokowi memutuskan menempatkan kader Golkar dan PAN di Kabinet Kerja setelah Pilpres 2014.
"Tradisi meng-absorb lawan sebenarnya sudah pernah dilakukan Jokowi pada kabinet kerja kesatu, tepat 2 tahun pasca 2014 Jokowi sudah mengajak Golkar dan PAN masuk. Jadi kalau Jokowi mengajak masuk lawannya kembali pada periode ke-2, ini bukan sesuatu yang baru," jelasnya.
Meski demikian, Rico juga menilai wajar jika ada partai koalisi Jokowi yang protes terkait keberadaan Gerindra di Kabinet Indonesia Maju. Tapi, dia juga menyarankan partai koalisi Jokowi yang melayangkan keberatan itu untuk bersabar karena dia yakin Presiden akan memberikan jabatan nonkabinet.
"Hanya saja karena Jokowi ingin hasil kilat, maka proses menyerap lawan pun pada periode kedua dilakukan dengan kilat. Kedua kubu koalisi yang kurang puas karena merasa tidak diserap di kabinet saat ini baiknya harus mengerti bahwa mungkin size politik mereka juga tidak terlalu besar dan juga sebenarnya mereka harus sabar karena kan masih banyak posisi non-kabinet yang masih bisa dibagi," terangnya lagi Rico.
"Jujur saja, kan di periode pertama banyak timses Jokowi yang menjadi komisaris di BUMN dll. Baiknya sabar tunggu giliran," tutup Rico.