Persaingan Belum Usai, Pengamat Sebut Pelukan Erat Jokowi-Paloh Ibarat Clinch dalam Tinju
RIAU24.COM - Gonjang-ganjing tentang suasana panas di tubuh koalisi Presiden Jokowi khususnya Partai NasDem, saat ini sudah mereda. Hal itu terjadi ketika orang nomor satu di Tanah Air itu, berpelukan erat dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Peristiwa yang langsung mendapat sorotan luas itu, terjadi ketika Presiden Jokowi hadir dalam penutupan Kongres II Partai NasDem, Senin (11/11/2019) tadi malam, di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Namun menurut penilaian Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, pelukn erat antara kedua tokoh politik itu, ibarat clinch dalam olahraga tinju.
Seperti diketahui, dalam sebuah laga, dua petinju yang tengah bertarung biasa berangkulan. Taktik ini digunakan meredam atau menghindar sejak dari serangan lawan. Setelah dipisahkan sang wasit, kedua petinju biasanya akan kembali saling jual beli pukulan.
"Surya Paloh dan Jokowi berpelukan semalam itu seperti semacam clinch dalam tinju. Kemudian, mereka melihat momen selanjutnya," lontarnya, Selasa 12 November 2019.
Dilansir detik, Rico menilai persaingan yang sehat belum berakhir. Tujuan NasDem yang dipimpin Paloh adalah Pemilu 2024. Menurutnya, Partai NasDem berani karena punya bekal yang kuat, yakni lonjakan tambahan 23 kursi di parlemen. Untuk diketahui, lonjakan ini adalah yang terbanyak dibanding partai lain.
"Ada jeda, ada waktunya tarung lagi," tambahnya.
Untuk diketahui, Surya Paloh saat memberikan sambutan pada penutupan Kongres II Partai NasDem tadi malam, menegaskan pihaknya tetap mendukung Jokowi. Tak hanya itu, Paloh juga mengklarifikasi isu ketika ia tidak bersalaman dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, saat pelantikan Presiden Presiden Jokowi pada 1 Oktober 2019 lalu.
Sementara itu, Jokowi yang juga memberikan sambutan dalam kegiatan itu, mengamini semua penjelasan Paloh. Menurutnya, semuanya baik-baik saja.
Sementara terkait pernyataannya yang sempat menyorot moment Surya Paloh berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman, Jokowi mengatakan hal itu sebagai candaan dari seorang sahabat semata. Menurutnya, tak ada rasa curiga dan sinisme.
Untuk diketahui, istilah 'curiga' dan 'sinis' itu juga dipakai Paloh saat mengulas kembali isu pelukan erat itu, pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jumat (8/11/2019) kemarin.
"Salah besar kalau ada yang menyampaikan koalisi ini sudah tidak rukun, keliru gede sekali. Kita rukun-rukun saja, nggak ada, kalau pas Bu Mega nggak salami Bang Surya, itu kelewatan saja," ujarnya lagi. ***