Ini 5 Fakta Raja Jayabaya yang Ramalannya Dipercaya Hingga Kini
RIAU24.COM - Raja Jayabaya mungkin tidak dikenal lantaran kiprahnya yang fantastis seperti raja-raja Sriwijaya atau Majapahit yang daerahnya meluas se-Nusantara. Tapi, namanya tetap diingat banyak orang hingga saat ini. Alasannya sendiri, karena sang raja pernah melakukan hal fenomenal dengan membuat sebuah buku yang isinya adalah ramalan-ramalan. Percaya atau tidak, hampir sebagian besar ramalan tersebut terjadi.
Lalu sebenarnya siapa sosok Jayabaya ini dan kenapa ia bisa meramalkan hal-hal yang benar-benar terbukti? Ulasan berikut akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jayabaya Adalah Leluhur Raja-Raja Jawa
Jayabaya adalah seorang raja yang memimpin kediri pada sekitar tahun 1135. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah prasasti dan juga sebuah kitab bernama Kakawin Bharatayuddha. Jayabaya diceritakan adalah seorang raja yang sukses membawa Kediri ke zaman keemasannya. Selain identik dengan Kediri, nama Jayabaya juga identik dengan beberapa tempat. Salah satunya yang sering disebut adalah Mataram.
Jayabaya dipercaya adalah orangtua dari raja-raja di jawa. Dari istrinya yang bernama Dewi Sara, lahirlah beberapa anak. Misalnya Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, Dewi Sasanti dan Jayaamijaya. Dari keturunan Jayaamijaya dipercaya lahir para raja-raja Majapahit hingga Mataram Islam. Jayabaya sendiri turun tahta di usianya yang sudah sepuh dan kemudian moksha di sebuah tempat di Kediri yang kini masih sering dikunjungi banyak orang.
2. Deretan Ramalan Jayabaya yang Terbukti Benar
Ada banyak sekali petuah sekaligus ramalan yang dituliskan Jayabaya dalam karya-karyanya. Dan seperti yang sudah dibilang, rata-rata memang benar-benar terjadi di zaman setelahnya. Setidaknya ada tiga ramalan paling fenomenal di antara banyak yang lain.
Pertama adalah ramalan tentang Jawa yang nantinya akan kedatangan bangsa berkulit pucat yang membawa tongkat dan bisa membunuh dari jauh. Kemudian akan datang pula bangsa kulit kuning dari utara. Dari sini bisa kita simpulkan jika bangsa-bangsa ini adalah Belanda dan juga jepang. Sedangkan tongkat yang bisa membunuh artinya adalah senapan.
“Kreto mlaku tampo jaran, prau mlaku ing nduwur awang-awang.” Ramalan kedua ini maksudnya adalah kemunculan kendaraan-kendaraan tanpa kuda tapi bisa berjalan, dan juga pesawat terbang. “Akeh udan salah mongso,” juga salah satu ramalan Jayabaya yang terbukti benar. Ramalan tersebut sendiri artinya adalah hujan yang kadang turun di waktu yang bukan seharusnya.
3. Jayabaya Seorang Muslim?
Selain sebagai raja, Jayabaya juga sering dikaitkan dengan Islam. Sebenarnya masih simpang siur apakah sang raja benar-benar memeluk Islam. Namun bisa dipastikan jika Jayabaya memang dekat dengan hal-hal keislaman. Salah satunya misalnya berguru kepada seorang ulama bernama Maolana Ngali Samsujen.
Kisah tersebut dituliskannya dalam Serat Jayabaya Musarar. Di dalamnya ia menceritakan sedikit bagaimana sang ulama ini memberikan penjelasan yang gamblang tentang Jawa dan bagaimana perkembangannya. Dipercaya jika Maolana Ngali Samsujen adalah tokoh Islam dilihat dari namanya, sedangkan Serat Musarar sebagai salah satu karya Jayabaya ditulis di zaman Islam mulai masuk ke Nusantara.
4. Ramalan Terakhir Jayabaya
Tentang ramalan terakhir Jayabaya, banyak orang terkejut karena sangat berbeda dengan mayoritas ramalannya yang lain. Ya, jika biasanya sang raja meramalkan hal-hal buruk, di bait terakhirnya justru mengabarkan berita baik. Inilah puncak dari ramalan Jayabaya yang tengah dinanti-nanti banyak orang.
Di bait terakhir tertuliskan kalimat seperti ini, “nglurug tanpa bala\ yen menang tan ngasorake liyan\ para kawula padha suka-suka\ marga adiling pangeran wus teka\ ratune nyembah kawula\ angagem trisula wedha\ para pandhita hiya padha muja\ hiya iku momongane kaki Sabdopalon\ sing wis adu wirang nanging kondhang\ genaha kacetha kanthi njingglang\ nora ana wong ngresula kurang\ hiya iku tandane kalabendu wis minger\ centi wektu jejering kalamukti\ andayani indering jagad raya\ padha asung bhekti\.”
Ramalan tersebut bisa diartikan jika nantinya segala angkara murka akan sirna. Keadilan akan ditegakkan dan para pemimpin akan tunduk kepada rakyatnya, serta masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang lainnya. Kapankah ini akan terjadi? Sayangnya, tak pernah ada referensi waktu dalam ramalan Jayabaya mana pun.
5. Tentang Satria Piningit
Dalam ramalannya, Jayabaya juga menyebutkan munculnya sosok bernama Satrio Piningit. Tokoh ini dikatakan tidak akan muncul sebelum waktunya dan ia nantinya akan datang sebagai pemutus semua kebatilan, kerusakan dan kehancuran dunia. Bumi akan kembali tentram dan tidak ada orang jahat yang semena-mena.
Dalam ramalannya diceritakan jika Satria Piningit ini mempunyai tiga ciri utama. Berwajah seperti Batara Kresna, berwatak Baladewa, dan bersenjata Trisula Weda. Dari sepotong bait ini bisa disimpulkan jika sosok Satria Piningit digambarkan sangat tampan seperti Kresna, lalu keras dan tegas seperti Baladewa dan untuk Trisula Weda ini sering ditafsirkan sebagai ilmu, agama dan kebijaksanaan. Sosok Satria Piningit sendiri sering diartikan sebagai Al Mahdi, tapi bisa juga diartikan pemimpin Indonesia di masa depan.
Ramalan Jayabaya mungkin memang terbukti benar, namun hal tersebut sebaiknya disikapi dengan bijaksana. Sehingga nantinya tidak jatuh kepada kesesatan. Setiap kebenaran datangnya dari Tuhan, Jayabaya sendiri sering diceritakan jika dirinya menuliskan semua ramalan-ramalan ini atas petunjuk Yang Kuasa. Terlepas dari ramalan-ramalan yang dituliskannya, Jayabaya memanglah sosok yang hebat dan bisa kita jadikan panutan.