Kerusuhan di Iran Pecah, IRGC Tuding Intelijen AS Terlibat
RIAU24.COM - Pejabat Iran mengatakan pasukan dan anggota Garda Revolusi turut membantu polisi dalam memadamkan kerusuhan dengan kekerasan yang pecah di Provinsi Kermanshah minggu ini Dia juga menuding "agen AS" berada di antara para pengunjuk rasa.
Aksi protes berubah menjadi kerusuhan setelah pemerintah Iran mengeluarkan keputusan untuk menaikkan harga bensin. Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan sedikitnya 30 orang tewas di Provinsi Kermanshah, menjadikannya yang terpukul paling parah oleh aksi protes selama berhari-hari di mana lebih dari 100 orang tewas di seluruh negeri. Namun Iran menolak angka kematian itu sebagai sebuah "spekulatif".
Kerusuhan tampaknya menjadi kekerasan terburuk setidaknya sejak Iran mengusir "Revolusi Hijau" pada tahun 2009, ketika puluhan pemrotes tewas selama beberapa bulan.
"Semua kekuatan Pengawal Revolusi, Basij (paramiliter), Kementerian Intelijen, polisi, dan tentara mengambil bagian secara aktif dalam mengendalikan situasi," kata Kepala Pengadilan Kermanshah, Parviz Tavassolizadeh, seperti dikutip kantor berita Fars yang dinukil Al Arabiya, Minggu 24 November 2019.
Fars melaporkan bahwa Tavassolizadeh mengatakan para perusuh bersenjata. "Mereka menghadapi agen dan membakar properti publik," katanya.
Sementara itu komandan Garda Revolusi Iran di Kermanshah, Bahman Reyhani mengatakan: "Para perusuh itu termasuk kelompok anti-revolusioner (oposisi diasingkan) dan dinas intelijen Amerika," lapor kantor berita Tasnim.