Alat Pelacak Terlepas, Keberadaan Harimau Bonita dan Atan Bintang tak Terpantau Lagi
RIAU24.COM - Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengakui, saat ini tak bisa lagi memantau keberadaan dua ekor harimau Sumatera yang telah dilepasliarkan ke alam bebas. Salah satunya adalah Bonita, seekor harimau Sumatera Betina yang sempat mengamuk dan memakan dua korban manusia di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, tahun 2018 lalu.
Sedangkan yang lainnya adalah seekor harimau Sumatera jantan yang diberi nama Atan Bintang. Si Raja Hutan ini diamankan setelah sempat terjebak selama empat hari di kolong ruko pasar di Desa Pulau Burung, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, juga pada tahun 2018.
Seperti diketahui, saat ini keberadan harimau Sumatera kembali marak disorot. Hal itu menyusul banyak tanda-tanda bahwa hewan ini mulai mendekat ke kawasan pemukiman penduduk. Kondisi ini terjadi di beberapa daerah, mulai Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupate Siak dan beberapa daerah lainnya.
Untuk diketahui, sebelum ditangkap dan diamankan, harimau Bonita sempat menebar teror. Hal itu disebabkan sikapnya yang tak lagi takut terhadap manusia. Sikapnya juga begitu agrestif. Selama beberapa lama, aktivitas warga di kawasan tempat Bonita berkeliaran, sempat terganggu. Warga juga merasa terancam.
Setelah diamankan, kedua binatang yang dilindungi in sempat menjalani penangkaran di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dhamasraya, Sumatera Barat, Juli 2019 lalu. Beberapa waktu lalu keduanya akhirnya dilepasliarkan kembali ke alam bebas. Saat itu, pada leher keduanya dipasang GPS Collar yang guna memantau keberadaan kedua harimau dewasa itu.
Dilansir viva, Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengakui, saat ini pihaknya sudah tak bisa lagi melacak keberadaan kedua binatang buas itu. Hal itu disebabkan alat pelacak GPS Collar yang sempat dipasangkan pada leher Bonita dan Atan Bintang, saat ini telah lepas.
"Saat ini tidak terlacak lagi, kita memperkirakan (karena) GPS Collar yang dipasang lepas," ungkapnya, Selasa, 10 Desember 2019.
Diterangkannya, awalnya baik Bonita mau pun Atan Bintang sempat terpantau agresif menuju arah Selatan dan Utara. Namun setelah tiga pekan kemudian, keberadaan Bonita tidak terpantau lagi. Tim BBKSDA sempat menelusuri lokasi terakhir Bonita yang sudah jauh berada pada habitatnya.
Begitu pula Atan Bintang, setelah sempat bergerak lepas menuju Utara, saat ini keberadannya juga tak terdeteksi lagi. Menurut Suharyono, pihaknya menyimpulkan keduanya sudah kembali ke alamnya. ***