Begini Derita Ratusan Anak-anak Indonesia eks ISIS, Terkatung-katung Tanpa Arah di Negeri 'Antah Berantah'
Nasib yang sama juga dialami bocah lainnya, Nasa. Ia kehilangan orangtua dan keluarga, saat Desa Baghuz dihantam bom bertubi-tubi. "Pesawat menjatuhkan bom ... orang-orang hilang, lalu saya menemukan Faruk," ujarnya.
Terkait kondisi ini, Menko Polhukam, Mahfud MD, menyatakan, anak-anak WNI di bawah umur eks ISIS bisa dipulangkan ke Indonesia, dengan pertimbangan tertentu. Mahfud juga menjelaskan, tidak akan ada satu kebijakan yang sama, dan setiap kasus akan diperlakukan berbeda.
Segera Dipulangkan
Pengamat terorisme yang juga peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengimbau pemerintah segera memulangkan anak-anak yatim piatu dari kamp-kamp di Suriah secara bertahap. Menurutya, anak-anak WNI eks ISIS di Suriah tidak akan menjadi risiko jika dipulangkan, apalagi jika mereka dibina oleh pemerintah.
Hal itu disebutnya penting karena mengingat di tempat itu, anak-anak menyaksikan intimidasi dan kekerasan. Bahkan, tambah Sidney, tempat itu tidak layak dari segi kesehatan juga sanitasi.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia tidak perlu berpikir untuk mengembalikan ratusan anak sekaligus, tapi mulai dari kelompok kecil seperti tiga hingga lima anak terlebih dahulu.